Jumat 10 Jun 2022 08:55 WIB

Eks Direktur Mossad: Perselisihan Politik Internal Jadi Ancaman Terbesar Israel

Israel dicirikan oleh ketidaksabaran dan kekerasan verbal pada siapapun yang berbeda.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Tentara Israel berdebat dengan pengunjuk rasa Palestina selama bentrokan di pos pemeriksaan Tayaseer ketika mereka mencoba untuk menyeberangi pos pemeriksaan untuk mencapai lembah Yordania, dekat kota Tubas, Tepi Barat, 06 Juni 2022. Mantan pemimpin Mossad Tamir Pardo mengatakan, Iran atau Palestina bukan merupakan ancaman terbesar bagi Israel. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Yedioth Ahronoth pada Kamis (9/6/2022), Pardo mengatakan, ancaman terbesar Israel justru berasal dari gesekan para pemimpin politik di dalam negeri.
Foto:

“Negara Israel terbentuk tanpa tujuan sejak 10 Juni 1967. Kami telah menjadi negara tanpa strategi sejak Juni 1967. Hampir tidak ada jawaban atas pertanyaan bagaimana kami ingin melihat negara Yahudi setelah 30 tahun, dan tidak ada politisi yang mau menetapkan tujuan. Kebanyakan dari mereka menghindari jawaban dan menahan diri untuk mengambil keputusan karena takut," kata Pardo. 

Pardo menambahkan, para pemimpin Israel takut untuk mengambil keputusan mengenai nasib negara mereka, dan tidak mau memikul tanggung jawab untuk menyerahkan bagian dari  tanah yang dijanjikan. Di sisi lain, mereka takut kehilangan impian Zionis tentang negara Yahudi jika mereka mencaplok semua bagian tanah air.

"Siapa pun yang melabeli diri mereka sebagai seorang Zionis menyadari bahwa sebuah negara tidak ada mayoritas Yahudi mutlak, dan ini akan menandai akhir dari mimpi Zionis. Antara laut dan sungai hari ini ada Yahudi Zionis, Yahudi non-Zionis, non-Zionis, termasuk non-Yahudi di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan non-Yahudi di Jalur Gaza," ujar Pardo.

 

Pardo mengatakan, keyakinan bahwa ada orang yang setuju untuk mendapatkan diskriminasi tanpa hak yang sama dari komunitas Yahudi sebagai tuan rumah adalah tidak masuk akal. Israel harus mengakui bahwa, di dunia ini tidak ada yang menghalangi manusia untuk bercita-cita mencari kebebasan, serta kesetaraan dengan cara apa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement