Kamis 16 Jun 2022 16:18 WIB

Penduduk Dubai yang Terpapar Cacar Monyet Harus Isolasi Selama 21 Hari

Orang yang mengalami kritis akan menjalani isolasi total di rumah sakit sampai sembuh

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Bulan purnama terbit di atas cakrawala kota dengan menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa, 14 Juni 2022. Penduduk Dubai yang tertular cacar monyet harus dikarantina selama 21 hari.
Foto:

Organisasi Kesehatan Dunia akan membentuk komite ahli darurat untuk menentukan apakah wabah cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan global. Wabah cacar monyet yang menjadi endemik di Afrika, kini telah menyebar luas ke negara non-endemik seperti Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Eropa.

"Kami percaya bahwa itu juga memerlukan beberapa tanggapan terkoordinasi karena penyebaran geografis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengatakan, pertemuan para ahli dari luar juga dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang virus tersebut. Dengan mendeklarasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional, maka akan diperlakukan sama dengan pandemi Covid-19. Melalui deklarasi tersebut, WHO akan menganggap penyakit yang biasanya langka sebagai ancaman berkelanjutan bagi negara-negara secara global.

Direktur Kedaruratan WHO untuk Afrika, Ibrahima Soce Fall, mengatakan, jumlah kasus cacar monyet meningkat setiap hari. Sementara pejabat kesehatan menghadapi kesenjangan dalam hal pengetahuan tentang dinamika penularan di Afrika maupun di luar Afrika.

“Dengan saran dari komite darurat, kita bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengendalikan situasi.  Tetapi itu tidak berarti bahwa kita langsung menuju darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujar Soce Fall, merujuk pada tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk wabah virus.  

“Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali untuk mulai membentuk komite darurat," kata Soce Fall menambahkan.

WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal, tetapi menyarankan penggunaan vaksin yang “bijaksana”. WHO mengatakan, pengendalian penyakit tbergantung pada sejumlah langkah seperti pengawasan, pelacakan kasus dan mengisolasi pasien. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement