Kamis 14 Jul 2022 20:53 WIB

Diminta Mundur Rakyat, Presiden Sri Lanka Justru ke Singapura

Singapur tegaskan Gotabaya Rajpaksa tidak meminta suaka.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.
Foto: AP/Eranga Jayawardena
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura, Kamis (14/7), pukul 19:17. Dia terbang menggunakan maskapai Arab Saudi dari Maladewa.  Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Singapura mengungkapkan, Gotabaya memang telah diizinkan memasuki negara tersebut. Kedatangannya merupakan kunjungan pribadi. 

"Dia (Gotabaya) tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka. Singapura umumnya tidak mengabulkan permintaan suaka," kata juru bicara Kemenlu Singapura tersebut, dikutip laman the Straits Times.

Baca Juga

Sementara itu kepolisian Singapura mengungkapkan, Gotabaya mendapat izin kunjungan sosial. Sama seperti keterangan juru bicara Kemenlu Singapura, kepolisian juga mengatakan bahwa Gotabaya tidak ditawari atau diberi suaka.

"Polisi meminta masyarakat, warga Singapura, penduduk, pemegang izin kerja, dan pengunjung sosial, mematuhi hukum setempat kami. Tindakan akan diambil terhadap siapa pun yang berpartisipasi dalam pertemuan publik yang ilegal," kata kepolisian Singapura.

Gotabaya seharusnya mundur sebagai presiden Sri Lanka pada Rabu (13/7). Namun kemarin, dia justru meninggalkan Sri Lanka dan bertolak ke Maladewa.

Gotabaya telah menunjuk Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai pelaksana tugas presiden. Amanat itu mulai aktif berlaku Rabu lalu. Sebelumnya Wickremesinghe sempat menyatakan bahwa dirinya juga akan mundur sebagai perdana menteri.

Saat ini rakyat Sri Lanka masih menunggu pengumuman resmi pengunduran diri Gotabaya. Pada akhir pekan lalu, ribuan warga Sri Lanka menyerbu dan menggeruduk kediaman resmi Gotabaya Rajapaksa.

Peristiwa itu menjadi puncak frustrasi warga atas krisis ekonomi yang mencekik negara berpenduduk hampir 22 juta jiwa tersebut. Sebelum penyerbuan berlangsung, Gotabaya dan keluarganya berhasil dievakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement