Ahad 17 Jul 2022 13:01 WIB

Studi Baru Tunjukan Diskriminasi Bagi Imigran Masih Tinggi di Prancis

Laporan menunjukkan anak imigran semakin melebur ke masyarakat Prancis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pagar batas negara antara Korasia dan Slovenia.
Foto:

Imigrasi Prancis mencakup berbagai asal, sebagian mencerminkan sejarah kolonial negara itu. Generasi muda dengan latar belakang imigran cenderung memiliki akar Afrika Utara atau sub-Sahara, sementara yang lebih tua cenderung memiliki akar Eropa.

Survei mengatakan, 83 persen orang di bawah 18 tahun di Prancis yang memiliki setidaknya satu orang tua imigran melacak asal-usul ke negara-negara di luar Eropa, terutama Afrika. Sebaliknya, lebih dari 90 persen imigran generasi kedua di atas usia 60 memiliki orang tua Italia, Spanyol, Polandia, Belgia, Jerman, atau Eropa lainnya.

Laporan lain menyatakan, anak-anak dan cucu-cucu imigran dari Afrika dan Asia terintegrasi dengan baik dalam sistem pendidikan Prancis dibandingkan dengan orang tua mereka. Data menunjukkan, mereka memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada orang tuanya, meskipun banyak yang berjuang untuk mencapai tingkat pendidikan yang sebanding dengan orang Prancis tanpa warisan imigran.

Sedangkan dalam mendapatkan pekerjaan, para imigran juga lebih sulit. Sebanyak 60 persen dari mereka yang memiliki akar non-Eropa memiliki pekerjaan menengah atau tingkat tinggi, dibandingkan dengan 70 persen orang Prancis tanpa kekerabatan imigran langsung.

 

Peneliti Ined Mathieu Ichou mencatat dua kemungkinan penjelasan untuk perbedaan perekrutan. "Beberapa survei, data, dan studi audit mendukung bahwa perekrutan tidak menguntungkan minoritas, dan mereka mengalami diskriminasi. Prancis cukup buruk mengenai masalah ini, dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya," katanya menegaskan minoritas cenderung kurang terwakili di sekolah-sekolah elit Prancis.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement