Ahad 17 Jul 2022 14:29 WIB

Terkait Palestina, Emir Qatar Desak Israel Setop Lakukan Pelanggaran Hukum Internasional

Emir Qatar nilai perlu ada solusi adil untuk isu Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Warga Palestina merayakan hari pertama hari raya Idul Adha di samping kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu, 9 Juli 2022.  Emir Qatar menyebut sumber ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah akan tetap ada, kecuali Israel menghentikan tindakannya yang melanggar hukum internasional.
Foto:

Saat bertemu Abbas di Betlehem, Biden tak menawarkan alternatif solusi baru dari AS untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Sebaliknya, Biden justru menyampaikan bahwa solusi dua negara "tampaknya masih jauh".

"Saya tahu tujuan dua negara tampaknya sangat jauh, sementara penghinaan seperti pembatasan pergerakan dan perjalanan atau kekhawatiran sehari-hari akan keselamatan anak-anak Anda adalah nyata dan mendesak. Orang-orang Palestina terluka sekarang. Anda bisa merasakannya. Pasti ada cakrawala politik," kata Biden.

Kendati demikian, Biden mengatakan, pemerintahannya akan tetap dan terus mencoba untuk kembali merekatkan Israel-Palestina. Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina yang dimediasi atau disponsori AS telah berakhir pada 2014.

Hal itu disebabkan keengganan Israel menghentikan pembangunan permukiman ilegal dan membebaskan warga Palestina yang dipenjara sebelum 1993.Pada Desember 2017, Palestina memutuskan mundur dari upaya pelanjutan negosiasi damai dengan Israel yang dimediasi AS.

Keputusan itu diambil setelah mantan presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negeri Paman Sam menjadi negara pertama di dunia yang memberi pengakuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement