Selasa 02 Aug 2022 18:53 WIB

Rusia Tuding AS Kerap Provokasi Munculnya Konflik 

AS dinilai membawa destabilisasi di dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Personel keamanan China menjaga kedutaan besar AS di Beijing, Senin, 1 Agustus 2022. Ketua DPR AS Nancy Pelosi telah tiba di Singapura, memulai tur Asianya ketika pertanyaan berputar-putar tentang kemungkinan pemberhentian di Taiwan yang telah memicu ketegangan dengan Beijing.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Personel keamanan China menjaga kedutaan besar AS di Beijing, Senin, 1 Agustus 2022. Ketua DPR AS Nancy Pelosi telah tiba di Singapura, memulai tur Asianya ketika pertanyaan berputar-putar tentang kemungkinan pemberhentian di Taiwan yang telah memicu ketegangan dengan Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuding Amerika Serikat (AS) selalu memprovokasi konflik di dunia. Hal itu disampaikan menjelang agenda kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang sudah diprotes China.

“Washington membawa destabilisasi ke dunia. Tak ada satu pun konflik yang diselesaikan dalam beberapa dekade terakhir, tapi banyak memprovokasi kemunculannya,” kata Zakharova, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga

Sejak menyerang Ukraina pada Februari lalu, Rusia sudah menghadapi sanksi ekonomi berlapis dari Barat. Hal itu mendorongnya mempererat hubungan dengan China. Moskow pun menyatakan dukungan terhadap Beijing atas klaimnya terhadap Taiwan.

Pekan ini Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi melakukan tur kunjungan ke Asia dan diagendakan turut melawat ke Taiwan. Pelosi sudah tiba di Malaysia, Selasa. Dia bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob dan Ketua Majelis Rendah Parlemen Azhar Azizan Harun. Sebelum ke Negeri Jiran, Pelosi sudah terlebih dulu berkujung ke Singapura.

Meski belum dikonfirmasi, pada Selasa malam, Pelosi dikabarkan akan bertolak ke Taiwan. Jika terjadi, kunjungan Pelosi ke sana  akan memantik kemarahan China. Negeri Tirai Bambu diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS, walaupun tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement