REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menyoroti kerja sama strategis yang kian erat antara Rusia dan Iran. Hal itu disampaikan setelah sebuah satelit Iran yang diluncurkan menggunakan roket Rusia pada Selasa (9/2/2022) lalu berhasil mencapai orbit.
"Rusia memperdalam aliansi dengan Iran adalah sesuatu yang harus dilihat dan dipandang oleh seluruh dunia sebagai ancaman besar,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, dilaporkan laman Asharq Al-Awsat.
Dia pun menyinggung tentang peluncuran satelit Iran dengan menggunakan roket Rusia yang baru saja berlangsung. “Kami mengetahui laporan bahwa Rusia meluncurkan satelit dengan kemampuan mata-mata yang signifikan atas nama Iran,” ucapnya.
Satelit penginderaan jauh milik Iran bernama "Khayyam". Ia diluncurkan roket Soyuz Rusia dari situs peluncuran ruang angkasa Rusia Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan selatan pada Selasa lalu, sekitar pukul 08:52 waktu setempat. Prosesi peluncuran disiarkan di akun Youtube badan antariksa Rusia, Roscosmos. "Ini tonggak penting dalam kerja sama bilateral Rusia-Iran, membuka jalan bagi implementasi proyek-proyek baru dan bahkan lebih besar," kata Kepala Roscosmos Yury Borisov.
Menteri Telekomunikasi Iran Issa Zarepour turut hadir dalam proses peluncuran Khayyam. Dia menyebut momen itu sebagai peristiwa bersejarah. “Ini adalah titik balik untuk dimulainya interaksi baru di bidang antariksa antara kedua negara kita,” ucapnya.
Iran menyangkal klaim bahwa satelit itu dapat digunakan oleh Rusia untuk meningkatkan kemampuan intelijennya di Ukraina. Teheran mengatakan, ia akan memiliki kendali dan operasi penuh atas satelit tersebut sejak hari pertama. Iran menekankan, Khayyam dirancang untuk penelitian ilmiah, termasuk radiasi dan pemantauan lingkungan untuk tujuan pertanian.