Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya mengatakan, mereka ingin berupaya mencairkan dana untuk kepentingan rakyat Afghanistan dan tidak menguntungkan Taliban. Hingga saat ini, dunia internasional tidak mengakui kepemimpinan Taliban di Afghanistan. Karena Taliban memberlakukan pembatasan keras pada kebebasan perempuan dan diduga melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk balas dendam terhadap mantan musuh.
Taliban mengatakan, mereka menghormati hak sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam. Taliban menegaskan bahwa, setiap pelanggaran individu akan segera diselidiki.
Terlepas dari sikap mereka yang sangat berbeda, kedua belah pihak terlibat dalam diskusi terperinci mengenai rencana untuk kemungkinan melepaskan aset bank sentral senilai sekitar 7 miliar dolar AS yang disimpan di Amerika Serikat. Sekitar separuh dari aset tersebut saat ini disisihkan karena merupakan subjek dari pertempuran pengadilan terkait dengan serangan 9/11. Beberapa poin penting menjadi fokus dalam pembicaraan perbankan, khususnya atas keberatan Washington terhadap penunjukan wakil gubernur bank sentral oleh Taliban yang dikenakan sanksi AS.