Ahad 14 Aug 2022 07:05 WIB

Taliban akan Susun Kurikulum Pendidikan Khusus untuk Perempuan Afghanistan

Direktorat kurikulum akademik ditugaskan susun kurikulum pendidikan untuk perempuan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Siswi Afghanistan berpartisipasi dalam pelajaran di Sekolah Menengah Putri Tajrobawai, di Herat, Afghanistan, Kamis, 25 November 2021. Taliban akan menyusun kurikulum pendidikan khusus untuk perempuan.
Foto:

Dalam laporan tersebut, Amnesty pun menuding Taliban menghancurkan perlindungan bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Taliban disebut turut berkontribusi pada lonjakan pernikahan anak di Afghanistan.

Laporan Amnesty juga mendokumentasikan penyiksaan dan pelecehan terhadap wanita yang ditangkap oleh Taliban karena memprotes kebijakan-kebijakan pembatasan itu. Amnesty menyebut, secara keseluruhan, kebijakan-kebijakan Taliban membentuk sistem represi yang mendiskriminasi perempuan dan anak perempuan di hampir setiap aspek kehidupan mereka.

"Tindakan keras yang menyesakkan terhadap populasi wanita Afghanistan ini meningkat dari hari ke hari," kata Amnesty dalam laporannya.

Terkait peningkatan pernikahan anak, Amnesty mengungkapkan, hal itu dipengaruhi oleh krisis ekonomi dan kemanusiaan yang tengah melanda Afghanistan. Kurangnya prospek pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan serta anak perempuan turut berperan dalam melonjaknya pernikahan anak.

Namun, menurut Amnesty, mereka pun menemukan adanya perempuan dan anak perempuan yang dipaksa menikah dengan anggota Taliban. Tekanan kepada mereka muncul dari Taliban atau keluarganya sendiri.

Laporan Amnesty dibuat oleh para peneliti mereka saat mengunjungi Afghanistan pada Maret lalu. Mereka mewawancarai 90 perempuan dan 11 anak perempuan dengan rentang usia antara 14-74 tahun di seluruh Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement