Ketidakpuasan rakyat dengan Vargas muncul setelah percobaan pembunuhan editor surat kabar oposisi dan kandidat Kongres Carlos Lacerda awal bulan Agustus tahun 1954. Lacerda, seorang kritikus sengit rezim Vargas, terluka di kaki selama serangan pada 5 Agustus dan seorang perwira angkatan udara tewas. Hal ini pun memicu kemarahan di kalangan militer Brasil.
Para pelaku kemudian ditangkap dan mengaku bahwa salah satu pembunuhnya adalah pengawal presiden. Presiden Vargas merebut kekuasaan dalam revolusi 1930 dan membubarkan parlemen tujuh tahun kemudian hingga melarang semua partai politik dan serikat pekerja. Dia menyensor pers dan menekan semua oposisi.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, presiden menyerah pada tuntutan rakyat untuk demokrasi yang lebih besar dan dipaksa mundur oleh tentara. Presiden Dutra terpilih dengan sepatutnya tetapi pada Oktober 1950, Vargas, sekarang pemimpin Partai Buruh Brasil, terpilih kembali ke kursi kepresidenan.
Tiga tahun kemudian, ekonomi Brasil yang dulu berkembang, penuh dengan utang luar negeri hingga 1.000 juta dolar AS, kenaikan upah tidak dapat mengimbangi kenaikan harga. Muncul pula spekulasi bahwa rezim Vargas terlibat dalam korupsi dan kesepakatan bisnis yang meragukan.
Baca juga : Trump Simpan 700 halaman Dokumen Rahasia