Pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memberikan 1.500 izin kerja tambahan bagi warga Gaza, dengan syarat situasi keamanan tetap tenang. Para kritikus menilai, izin itu sebagai alat kontrol Israel terhadap Palestina. Karena Israel kerap memberikan berbagai macam persyaratan terkait izin kerja tersebut. Israel menganggap aksi protes damai Palestina sebagai ancaman terhadap ketertiban umum, dan ini dapat menyebabkan izin kerja dibatalkan.
Seorang pejabat di Kamar Dagang Gaza, Maher al-Tabaa, mengatakan, izin itu tidak banyak berpengaruh pada ekonomi Gaza yang sangat dibatasi oleh blokade. Dia mengatakan, mereka yang bekerja di Israel menyumbang pendapatan sekitar 1 juta dolar AS sehari ke dalam ekonomi Gaza.
Sebelum Hamas mengambil alih Gaza pada 2007, sekitar 120 ribu warga Gaza bekerja di dalam wilayah Israel. Hampir semuanya kehilangan izin, ketika Israel memperketat blokade tahun itu. Sejak itu, populasinya meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 2,3 juta dengan ekonomi yang hampir runtuh.
Israel mengatakan, blokade diperlukan untuk mencegah Hamas membangun persenjataannya. Sementara kelompok hak asasi manusia melihatnya sebagai bentuk hukuman kolektif. Al-Tabaa mengatakan, meningkatkan izin kerja menjadi tiga kali lipat dari jumlah saat ini dapat memulihkan ekonomi di Gaza.