REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pelayat dari semua lapisan masyarakat memberikan penghormatan terakhir kepada Ratu Elizabeth II yang disemayamkan di Westminster Hall, London. Rencananya jenazah Ratu Elizabeth II akan dimakamkan pada 19 September.
Kerajaan membuka pintu bagi masyarakat umum untuk memberikan penghormatan terakhir di hadapan peti jenazah ratu. Banyak yang menangis ketika mereka melihat langsung peti mati yang terbungkus bendera di hadapan mereka. Para pejabat memperkirakan sekitar 750 ribu orang akan memberikan penghormatan terakhir kepada ratu hingga 19 September pukul 06.30 pagi waktu setempat.
Antrian membentang beberapa mil di sepanjang tepi selatan Sungai Thames, melewati landmark Tower Bridge dan replika Teater Globe Shakespeare, hingga melintasi Jembatan Lambeth saat mendekati Westminster Hall. Orang-orang mengantre selama berjam-jam agar dapat memberikan penghormatan terakhir dan melihat langsung peti jenazah Sang Ratu.
Seorang warga, Thomas Hughes (20 tahun) bersama dengan saudaranya menunggu hampir 14 jam. Hughes mengatakan, antrean panjang ini membuatnya kelelahan. Namun semangatnya tak kendur karena dia ingin memberikan penghormatan terakhir kepada ratu.
"Anda melakukan itu semua karena ingin menghormati wanita ini, dan saya pikir ketika Anda berhasil melalui (antrean) itu, maka akan menjadi lebih emosional," ujar Hughes.
Sebagian besar orang yang mengantre adalah warga negara Inggris. Tetapi ada beberapa turis luar negeri yang ikut mengantre. Semua kalangan masyarakat dari muda dan tua, termasuk mantan tentara yang membawa medali militer, hingga para orang tua yang menggendong bayi mereka ikut berbaris dalam antrean.
Mereka menundukkan kepala di hadapan peti mati ratu. Sementara beberapa orang lainnya tampak menghapus air mata mereka. Para pelayat ingin menyaksikan sejarah dan untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Elizabeth yang naik takhta sejak 1952. Bahkan, dua hari sebelum meninggal dunia dia masih mengadakan pertemuan resmi dengan pemerintah.
Peti jenazah Ratu Elizabeth II terletak di tengah Westminster Hall di atas catafalque atau podium untuk meletakkan peti mati, berwarna ungu yang diletakkan di atas platform merah. Peti jenazah tersebut ditutupi oleh bendera Royal Standard dan di atasnya diletakkan Mahkota Negara Kekaisaran yang ditempatkan di atas bantal. Sementara rajurit dan 'Beefeaters' yaitu sipir berjas merah yang biasanya ditemukan menjaga Menara London, berdiri di sekitar peti jenazah dengan kepala tertunduk.
Di antara orang pertama yang masuk ke Westminster Hall adalah Kenneth Taylor (72 tahun) dari wilayah Reading di Inggris tengah. Dia datang dengan seorang tetangga dan menginap di tenda dalam antrean. Sambil menangis, Taylor mengatakan bahwa, saat melihat peti jenazah ratu, dia merasa sangat sedih.
"Kau tahu, kita kehilangan seseorang yang istimewa. Jasanya untuk negara ini benar-benar banyak. Dan dia mungkin akan saya sebut sebagai ratunya para ratu," ujar Taylor.
Peti jenazah ratu dibawa ke Westminster Hall dari Istana Buckingham di atas kereta meriam dan dikawal oleh tentara dengan seragam upacara merah dalam prosesi khidmat pada Rabu (14/9/2022) sore.
Raja Charles III dan kedua putranya, Pangeran William dan Harry, serta bangsawan senior lainnya berjalan di belakang peti jenazah.