REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Simpatisan kerajaan Inggris telah membanjiri jantung kota London untuk melihat secara langsung rangkaian prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II. Kedatangan para simpatisan kerajaan dari berbagai wilayah maupun negara telah mendorong pertumbuhan pariwisata Inggris.
Pengunjung dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS) dan India memadati pusat Kota London untuk melihat secara langsung momen bersejarah. Kedatangan para pengunjung itu memberikan dorongan bagi bisnis di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi Inggris setelah pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
"Ini adalah sejarah. Ini terjadi sekali seumur hidup. Jadi kami ingin menjadi bagian dari (sejarah) itu," kata Kanakkantt Benedict, yang berkunjung ke London dari India bersama istrinya.
Kemegahan dan rangkaian prosesi menjelang pemakaman Elizabeth telah menjadi daya tarik global. Sejumlah toko menjual berbagai macam suvenir tentang Elizabeth sebagai kenang-kenangan. Melonjaknya kedatangan turis asing ini meningkatkan permintaan kamar hotel. Bahkan dalam beberapa kasus, harga kamar hotel naik dua kali lipat.
Menurut platform pemesanan grup yang berbasis di London, Hotelplanner.com, tingkat hunian di penginapan mencapai level tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar 95 persen. Semua kamar di Hotel bintang dua Corbigoe di lingkungan Victoria London, dekat Istana Buckingham telah dipesan.
“Saat ini, kamar sudah penuh di kawasan ini, tidak hanya di hotel kami tapi di sekitar semua hotel di kawasan ini,” kata Manajer Hotel Corbigoe, Riaz Badar.
Sementara itu, Kafe Riverside yang berada di sekitar Sungai Thames menjadi sangat sibuk. Manajer kafe, Zab Istanik mengatakan, mereka harus membuka kafe dua jam lebih awal dari biasanya. Kafe ini bersisian dengan antrean menuju Westminster Hall.
Seorang profesor, Chad Broughton asal Chicago mengunjungi London bersama dengan dua temannya. Dia mengatakan, kamar hotel yang mereka pesan di lingkungan Covent Garden sangat ramai turis. Kamar hotel di wilayah tesebut dibanderol cukup mahal yaitu 400 poundsterling per malam. Namun menurut Broughton, perjalanan ke London kali ini menjadi sangat unik.
"Melihat semua orang ini mengantri, melihat reaksi di BBC dan hanya merasakan ini, Anda bisa merasakan betapa pentingnya hal itu bagi orang-orang di sini," kata Broughton.
Pound sempat merosot ke level terendah dalam 37 tahun terhadap dolar pada Jumat (16/9/2022), setelah volume penjualan ritel Inggris turun lebih dari yang diharapkan pada Agustus. Ini merupakan tanda baru kelemahan ekonomi Inggris. Dengan turunnya nilai poundsterling, maka memberikan secercah harapan bagi pengunjung asing.
Operator hotel murah Travelodge telah memesan persediaan sarapan tambahan untuk 78 hotelnya di London untuk Senin (19/9/2022) mendatang. Travelodge mengatakan, sebagian besar tamu yang menginap memilih sarapan dengan menu tradisional Inggris.
Beberapa analis memperkirakan dorongan ekonomi secara keseluruhan untuk Inggris dari masa berkabung kerajaan berdampak untuk jangka pendek. Karena diimbangi oleh supermarket, pengecer, toko perangkat keras dan bisnis lainnya yang tutup ketika upacara pemakaman ratu yang dijadikan sebagai hari libur nasional. Salah satu pendiri dan CEO Hotelplanner.com, Tim Hentschel, mengatakan, kedatangan turis asing untuk menyaksikan rangkaian prosesi menjelang pemakaman ratu dapat memberikan dorongan besar untuk industri perjalanan dan pariwisata.