Jaringan pipa Nord Stream telah menjadi titik nyala dalam perang energi yang meningkat antara Eropa dan Rusia. Kondisi ini membuat harga gas melonjak dan memicu perburuan pasokan alternatif.
Rusia juga mengatakan kemungkinan sabotase dan kebocoran itu merusak keamanan energi benua itu. Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov menyebut kebocoran itu sebagai berita yang sangat memprihatinkan.
"Memang, kita berbicara tentang beberapa kerusakan yang tidak jelas pada jalur pipa di zona ekonomi Denmark," ujarnya menyatakan kondisi ini mempengaruhi keamanan energi benua.
Tidak ada pipa yang memompa gas ke Eropa pada saat kebocoran ditemukan. Hanya saja insiden tersebut akan menggagalkan harapan yang tersisa bahwa Eropa dapat menerima bahan bakar melalui Nord Stream 1 sebelum musim dingin.
Rusia mengurangi pasokan gas ke Eropa melalui Nord Stream 1 sebelum menghentikan aliran sama sekali pada Agustus. Tindakan itu diambil dengan alasan penerapan sanksi Barat karena menyebabkan kesulitan teknis. Politisi Eropa mengatakan itu adalah dalih untuk berhenti memasok gas ke wilayah tersebut.
Sedangkan Pipa Nord Stream 2 yang baru belum memasuki operasi komersial. Rencana untuk menggunakannya untuk memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.