Sabtu 29 Oct 2022 06:40 WIB

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Asia

IMF memotong prediksi pertumbuhan ekonomi Asia sampai 4 persen tahun ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah karyawan berjalan usai bekerja di Jakarta, Senin (24/10/2022). Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Asia saat moneter dunia semakin ketat, inflasi yang disebabkan perang di Ukraina terus merangkak naik dan pertumbuhan ekonomi China mengalami perlambatan.
Foto:

Perekonomian berkembang di Asia dipaksa menaikan suku bunga untuk menghindari arus modal keluar dengan cepat. IMF mengatakan beberapa negara dapat menggunakan intervensi valuta asing dengan "bijaksana" untuk meredakan beban pada kebijakan moneter.

IMF mengatakan "alat ini dapat berguna bagi negara Asia dengan pasar valuta asing yang dangkal" seperti Filipina atau uang mata uangnya tidak cocok dengan neraca bank atau perusahaan yang terbebani resiko volatilitas nilai tukar seperti Indonesia.

"Intervensi mata uang asing harus dilakukan sementara untuk menghindari efek samping dari penggunaan terus menerus, yang mana mungkin termasu naiknya resiko pada sektor swasta," tambahnya.

Dua pekan yang lalu IMF juga menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023. Lembaga itu mengutip daftar panjang ancaman pada ekonomi dunia seperti perang Rusia di Ukraina, tekanan inflasi yang parah, suku bunga tinggi dan dampak yang tersisa dari pandemi Covid-19.

Dalam laporan setebal 190 halaman yang dirilis Selasa (11/10/2022) lalu itu IMF mengatakan pertumbuhan ekonomi global hanya naik 2,7 persen tahun depan. Turun dari proyeksi sebelumnya yang dirilis bulan Juli yang sebesar 2,9 persen. IMF tidak mengubah pertumbuhan dunia tahun ini yang sekitar 3,2 persen, turun jauh dari tahun lalu, ekspansi 6 persen.

"Yang terburuk belum datang," kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas.

Tiga perekonomian terbesar yakni Amerika Serikat (AS), China dan Eropa sedang mandek. IMF mengatakan negara-negara yang menyumbang sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami kontraksi tahun depan.

Dana Moneter memberi isyarat tahun 2023 "akan terasa seperti resesi" bagi banyak orang di seluruh dunia. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun ini menjadi 1,6 persen lebih rendah dari proyeksi bulan Juli yang sebesar 2,3 persen.

IMF mengharapkan pertumbuhan AS naik 1 persen tahun depan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement