Rabu 23 Nov 2022 13:19 WIB

Erdogan Isyaratkan Kerahkan Kekuatan Penuh Tumpas Milisi Kurdi Suriah

Turki beri syarat pengerahan kekuatan penuh untuk membombardir milisi Kurdi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Foto ini disediakan oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi menunjukkan bendera dan tas pejuang kelompok Negara Islam yang ditangkap oleh Pasukan Demokrat Suriah pimpinan Kurdi setelah mereka menyerang Penjara Gweran, di Hassakeh, timur laut Suriah, Jumat, 1 Januari. 21 Oktober 2022. Dengan pembobolan penjara yang spektakuler di Suriah dan serangan mematikan terhadap barak tentara di Irak, kelompok Negara Islam (ISIS) kembali menjadi berita utama minggu lalu, sebuah pengingat akan perang yang secara resmi berakhir tiga tahun lalu tetapi terus berlanjut.
Foto:

Pada Senin (21/11/2022) lalu, kota Karkamis yang berada di wilayah perbatasan Turki dengan Suriah menjadi sasaran serangan roket. “Lima mortir/roket ditembakkan ke arah pusat Karkamis. Dua kompatriot kami meninggal. Enam warga kami terluka, dua di antaranya serius,” kata gubernur provinsi Gaziantep tenggara, Davut Gul, lewat akun Twitter resminya.

Tak diterangkan siapa pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pada Ahad (20/11) lalu, serangan sejenis telah terjadi. Sejumlah roket diluncurkan dari Suriah dan menghantam wilayah perbatasan Turki. Kejadian itu menyebabkan enam polisi dan dua tentara terluka.

Pada Ahad lalu, Turki melakukan serangan udara terhadap pangkalan kelompok militan Kurdi di Suriah utara dan Irak. Ankara mengklaim, target-target dalam Operation Claw-Sword telah digunakan untuk melancarkan serangan “teroris” di tanah Turki. Menurut kelompok Syrian Observatory for Human Rights, serangan Turki di Suriah utara dan timur laut menewaskan sedikitnya 31 orang.

Operation Claw-Sword diluncurkan Turki sepekan setelah serangan bom yang mengguncang jalan Istiklal di Istanbul. Insiden itu menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya. Otoritas Turki telah menahan 22 orang, termasuk individu yang diduga memasang bom di jalan Istiklal. Turki menuding kelompok PKK mendalangi serangan yang terjadi pada 13 November lalu tersebut. 

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, perintah penyerangan di jalan Istiklal bersumber dari Kobani, sebuah kota di Suriah utara. Di kota tersebut, militer Turki menggelar operasi untuk memerangi kelompok YPG. Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari PKK. "Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK yang bertanggung jawab (atas serangan di jalan Istiklal, Istanbul)," ujar Soylu, dilaporkan Anadolu Agency.

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement