Rabu 11 Jan 2023 08:35 WIB

Pemerintah AS Diminta Usir Bolsonaro

Bolsonaro saat ini menjalani perawatan di rumah sakit di Florida, AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menjalani perawatan di rumah sakit di Florida, Amerika Serikat. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di bawah tekanan untuk mengusir Jair Bolsonaro.
Foto: AP/Eraldo Peres
Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menjalani perawatan di rumah sakit di Florida, Amerika Serikat. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di bawah tekanan untuk mengusir Jair Bolsonaro.

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di bawah tekanan untuk mengusir Jair Bolsonaro. Dorongan ini berasal dari kelompok kiri di kawasan Amerika Latin serta anggota parlemen AS.

Salah satu yang mendesak pengusiran itu adalah anggota parlemen Alexandria Ocasio-Cortez. “Hampir dua tahun sejak Capitol AS diserang oleh fasis, kami melihat gerakan fasis di luar negeri mencoba melakukan hal yang sama di Brasil. AS harus berhenti memberikan perlindungan kepada Bolsonaro di Florida," kata anggota parlemen New York City itu.

Baca Juga

Menurut para ahli, pengusiran ini seharusnya tidak menjadi masalah bagi Gedung Putih. Biden tidak pernah memiliki hubungan dekat dengan Bolsonaro, justri dia sedang mendekati para pemimpin kiri baru di Amerika Latin, seperti Cile dan Kolombia yang mengungkapkan keprihatinan serupa tentang ancaman terhadap demokrasi.

“Membuat pernyataan tentang dukungan untuk demokrasi adalah satu hal,” kata John Feeley yang merupakan diplomat lama AS di Amerika Latin yang mengundurkan diri sebagai duta besar untuk Panama pada 2018 karena perbedaan pendapat dengan pemerintahan Donald Trump.

“Ini adalah hal lain untuk benar-benar mengambil tindakan di rumah Anda sendiri, di mana Anda memiliki kendali berdaulat, dengan seseorang yang jelas-jelas bersekongkol dengan orang yang sama yang membawa Anda pada 6 Januari,” kata Feeley.

Namun sejauh ini pemerintahan Biden berjalan dengan hati-hati. Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Senin (9/1/2023) mengatakan, siapa pun yang memasuki AS dengan visa A-1 yang diperuntukkan bagi kepala negara yang sedang menjabat akan memiliki waktu 30 hari untuk meninggalkan negara itu atau menyesuaikan status mereka dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri pada akhir masa jabatannya.

Sedangkan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan juga memilih untuk tidak berkomentar jelas. Dia mengatakan bahwa setiap permintaan dari pemerintah Brasil terkait dengan Bolsonaro akan dievaluasi, dengan mempertimbangkan preseden hukum. Biasanya, AS enggan membahas masalah visa karena masalah privasi.

Sedangkan Bolsonaro sendiri mengatakan kepada media Brasil pada Selasa (10/1/2023), akan menunda kepulangannya yang semula dijadwalkan akhir Januari. Dia harus masuk rumah sakit di Orlando, Florida, karena ada gangguan pada bagian perutnya akibat insiden penusukan pada 2018.

“Saya datang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga saya, tetapi ini bukan hari yang tenang. Pertama, ada episode sedih di Brasil dan kemudian saya dirawat di rumah sakit," kata Bolsonaro kepada afiliasi CNN berbahasa Portugis di Brasil.

Bolsonaro tiba di Florida pada akhir Desember, melewatkan pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari. Dia menjadi presiden Brasil terpilih pertama yang tidak menerima selempang presiden dari pendahulunya sejak demokrasi dipulihkan pada 1980-an. Bolsonaro dilaporkan tinggal di rumah pejuang seni bela diri campuran Brasil dan pendukung setianya Jose Aldo di daerah Orlando.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement