Rabu 11 Jan 2023 10:48 WIB

Hakim MA Brasil Perintahkan Tangkap Mantan Menteri era Bolsonaro

Mantan menteri ini merupakan kepala kemanan publik Brasilia saat kerusuhan terjadi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Kendaraan pemerintah yang diparkir di luar gedung Mahkamah Agung Brasil, dirusak oleh pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, di Brasilia, Brasil, Selasa (10/1/ 2023). Pendukung Bolsonaro yang menolak menerima kekalahan pemilihannya menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan istana kepresidenan Minggu, seminggu setelah pelantikan saingan kirinya, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Foto: AP/Eraldo Peres
Kendaraan pemerintah yang diparkir di luar gedung Mahkamah Agung Brasil, dirusak oleh pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, di Brasilia, Brasil, Selasa (10/1/ 2023). Pendukung Bolsonaro yang menolak menerima kekalahan pemilihannya menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan istana kepresidenan Minggu, seminggu setelah pelantikan saingan kirinya, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Hakim Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Moraes memerintahkan penangkapan kepala keamanan publik terbaru Brasilia Anderson Torres pada Selasa (10/1/2023). Dia sebelumnya menjabat sebagai menteri kehakiman di pemerintahan era Jair Bolsonaro.

Torres telah dicopot dari jabatan kepala keamanan publik untuk Brasilia pada Ahad (8/1/2023). Dia tidak berada di kota itu ketika kerusuhan terjadi, setelah terbang ke Florida awal bulan ini.

Baca Juga

Dalam sebuah posting di Twitter pada Selasa (10/1/2023), Torres mengatakan akan kembali ke Brasil dari Orlando, tempat dia berlibur bersama keluarganya. Dia mengaku akan menyerahkan diri ke pengadilan.

Selain Torres, Moraes juga meminta penangkapan kepala polisi militer Brasilia Fabio Augusto Vieira. Dia adalah salah satu dari sejumlah pejabat yang bertanggung jawab melindungi gedung-gedung utama pemerintah Brasilia.

Dalam surat perintah penangkapan, Moraes mengutip kegagalan mereka untuk memastikan pasukan keamanan yang tepat tersedia. Dia juga mengutip otorisasi mereka mengizinkan masuk ke kota lebih dari 100 bus dengan pendukung Bolsonaro di dalamnya. Keduanya juga dinilai gagal untuk menutup kamp tempat para loyalis mantan presiden berkumpul selama berbulan-bulan.

"Dalam momen sensitif bagi demokrasi Brasil, di mana protes anti-demokrasi terjadi sepanjang hari, dengan pendudukan gedung-gedung militer di seluruh negeri, dan di Brasilia, orang tidak dapat menggunakan alasan ketidaktahuan atau ketidakmampuan," kata Moraes dalam perintah penangkapan.

Seorang saksi Reuters melihat polisi di kediaman keluarga Torres di lingkungan kelas atas Brasilia. Seorang penduduk mengatakan mereka pergi dengan membawa tas. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement