REPUBLIKA.CO.ID, KISSIMMEE -- Puluhan penggemar di Florida, Amerika Serikat (AS), meminta tanda tangan Jair Bolsonaro pada Jumat (13/1/2023). Hanya saja mantan presiden Brasil itu tidak muncul secara langsung untuk menyambut mereka.
Populis sayap kanan itu diam-diam tinggal di kediaman seorang pendukungnya, Jose Aldo, di pinggiran kota Orlando sejak meninggalkan Brasil pada akhir Desember 2022. Keberadaan Bolsonaro di Orlando ini menarik warga AS yang mengidolakannya.
Salah satunya Eduardo Carvalho berusia 47 tahun. Seorang makelar dan pendeta kelahiran Brasil dari Kissimmee, Florida, ini termasuk di antara mereka yang berada di luar rumah Aldo pada Jumat. Dia mengatakan, mantan presiden tidak mengobarkan serangan yang terjadi pada akhir pekan lalu dan dia tidak harus diusir.
"Dia datang ke sini secara legal, dia tidak melakukan kesalahan dan mengapa -- jika ini adalah negara bebas -- apakah kita akan memperlakukan mantan presiden seperti itu? Ini memalukan,” katanya.
Para pendukung menyerahkan pakaian dan aksesoris bertemakan Brasil untuk ditandatangani kepada satpam yang berada di luar kediaman Aldo. Pria itu masuk tiga kali dan setiap kali kembali beberapa menit kemudian, dia datang dengan benda yang sama tetapi sudah tersemat tanda tangan Bolsonaro di barang-barang itu.
Carvalho mengatakan, mendukung Bolsonaro karena telah mempromosikan nilai-nilai keluarga dan sekolah bebas dari indoktrinasi. Dia pun mengirim hadiah kecil, surat, dan undangan ke pertemuan keagamaan.
Bolsonaro dirawat di rumah sakit pada Senin (9/1/2023). Menurut keterangan di Instagram bersama dengan foto dirinya di tempat tidur, kondisinya menurun akibat perlengketan perut yang berasal dari serangan penusukan pada 2018.
Tapi Bolsonaro belum memposting tentang perkembangan kesehatannya sejak itu. Namun kepada media Brasil dia menyatakan akan kembali ke Brasil sebelum keberangkatan akhir Januari yang telah rencanakan sebelumnya.
Bolsonaro memasuki AS saat masih menjadi presiden dan kemungkinan akan memegang visa yang disediakan untuk kepala negara yang sedang menjabat. Izin kunjungan ini akan memberinya setidaknya 30 hari setelah akhir masa jabatannya sebelum harus pergi atau mengajukan perubahan visa.
Sekelompok 46 anggota parlemen Demokrat menulis kepada Presiden Joe Biden untuk menuntut pembatalan visa Bolsonaro. Desakan ini muncul usai pendukungnya menghancurkan Kongres, Mahkamah Agung, dan istana presiden pada 8 Januari lalu.