REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kepala Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan pemerintah Jepang akan terus memantau situasi Covid-19 di China dan menangani kebijakan pengendalian di perbatasan dengan fleksibel, Senin (30/1/2023).
Hal ini disampaikan setelah China kembali menerbitkan visa reguler untuk warga negara Jepang yang bepergian ke negara itu. Langkah yang diumumkan Kedutaan Besar China di Jepang pada Ahad (29/1/2023) dapat meredakan ketegangan diplomatik antara kedua negara.
Kedutaan Besar dan konsulat China di Jepang mengatakan aturan baru ini efektif diberlakukan pada Ahad. Mereka akan melanjutkan pemeriksaan dan penerbitan visa biasa untuk warga negara Jepang ke China.
Bulan ini China berhenti mengeluarkan visa untuk warga negara Jepang setelah Tokyo memperketat aturan perbatasan Covid-19 untuk pengunjung yang datang langsung dari China. Tokyo pun mengajukan protes ke Beijing atas penangguhan visa bagi warga negaranya, meminta Beijing membatalkan langkah tersebut.
Tapi, belum ada keterangan serupa dari Kedutaan Cina untuk Korea Selatan (Korsel). Sebelumnya, Kedutaan Besar China untuk Korsel pun menetapkan pembatasan visa yang sama dengan perwakilan di Jepang.
Data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menyatakan, sebanyak 6.364 jiwa meninggal karena Covid-19 selama periode 20-26 Januari 2023. Jumlah tersebut turun dari 12.658 antara 13 hingga 19 Januari.