REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Jerman mengatakan telah menyetujui pengiriman tank Leopard 1 ke Ukraina dari persediaan. Tank-tank ini dapat dikirim lebih cepat dibandingkan tank Leopard 2 yang lebih canggih yang Jerman dan negara lain janjikan pekan lalu.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan tank-tank baru yang dipasok Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan digunakan sebagai "tinju besi" dalam serangan balik untuk menghantam jalur pertahanan Rusia.
Rusia mengintensifkan serangannya di wilayah timur Ukraina. Kiev mengatakan Moskow mengirim ribuan tentaranya dan tentara bayaran menuju kematian untuk mendapatkan sedikit kemajuan dalam perang.
"Mereka membawa orang-orang dari wajib militer dan mencoba dengan sistematis untuk menemukan tempat untuk menerobos," kata juru bicara front timur angkatan bersenjata Ukraina Serhiy Cherevatiy di stasiun radio Ukraina, NV, Jumat (3/2/2023).
Moskow mengatakan tujuan utamanya di Ukraina adalah mengamankan sisa Provinsi Donetsk. Satu dari empat wilayah Ukraina yang Moskow aneksasi tahun lalu. Pasukannya mengklaim beberapa pekan terakhir berhasil mencapai kemajuan di daerah sekitar Bakhmut.
Seorang sukarelawan dari Belarusia yang berperang untuk Ukraina di dalam kota itu mengatakan tidak ada tanda-tanda pasukan Ukraina berencana untuk mundur. "Pada saat ini justru sebaliknya, posisi di mana Rusia mencoba memutusnya diperkuat, sekarang kami sedang bertahan," katanya.