REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan persatuan dan solidaritas nasional dengan menegaskan negaranya bisa menghadapi bencana akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang negara itu pada Senin (6/2/2023).
Sementara itu, para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Joe Bidendan Presiden China XI Jinping, serentak menyampaikan duka cita kepada Erdogan. Sejumlah pemimpin lainnya, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sudah menawarkan bantuan kepada Turki, termasuk pengirimantim penyelamat.
"Pada pukul 4:17 pagi kita diguncang oleh bencana terbesar sejak gempa Erzincan 1939. Kita sudah mengalaminya pada abad lalu," kata Erdogan di kantor pusat badan kepresidenan urusan penanganan bencana (AFAD) di Ibu Kota Ankara.
Erdogan juga menegaskan bahwa tim penyelamat dari berbagai penjuru negeri itu sudah mencapai wilayah yang ditimpa gempa. "Hari ini adalah hari satu hati bagi 85 juta (rakyat Turki)," kata Erdogan seperti dilaporkan laman harian Hurriyet pada Senin (6/2/2023).
Erdogan mengungkapkan bahwa selain NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan Uni Eropa, 45 negara sudah menawarkan bantuan kepada Turki. "Saya berdoa Tuhan mengampuni yang kehilangan nyawa dalam bencana ini, dan pemulihan secepatnya untuk mereka yang terluka."
"Saya sampaikan doa terbaik saya untuk saudara-saudara kita semua di negara kita ini dan di semua wilayah yang tertimpa gempa," sambung Erdogan.
Menurut sejumlah media asing yang intensif melaporkan tragedi tersebut, gempa bumi Magnitudo 7,8 itu menewaskan sekitar 1.600-an orang dan melukai ribuan lainnya, selain menghancurkan bangunan-bangunan di beberapa provinsi Turki.
Sekitar 1.000-an korban jiwa berada di Turki. Di Suriah, yang juga terkena gempa dan berbatasan langsung dengan Turki, jumlah korban jiwa sudah mencapai 600-an orang.