REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan pada Kamis (9/2/2023), mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Paris adalah tidak pantas. Pemimpin Ukraina bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
"Saya percaya kekuatan kita adalah komunitas dan persatuan .... tetapi ada kalanya mendukung opini publik internal berisiko merugikan tujuan, dan bagi saya ini tampaknya menjadi salah satu kasus itu," kata Meloni di Brussel.
Menteri Luar Negeri Italia mengatakan sehari sebelumnya, Meloni akan bertemu Zelenskyy di sela-sela pertemuan para pemimpin UE yang akan berakhir pada Jumat (10/2/2023).
Setelah kunjungannya ke London dan Paris, Zelenskyy tiba di Brussel pada Kamis. Kunjungan ini untuk mendorong para pemimpin Uni Eropa (UE) agar mengirim lebih banyak senjata dalam perang melawan invasi Rusia dan memulai pembicaraan keanggotaan Ukraina untuk UE dengan cepat.
Sosok yang memimpin Italia sejak Oktober tahun lalu ini menegaskan kembali janji Italia untuk mendukung Kiev. Dia mengatakan memberikan bantuan kepada Ukraina adalah cara terbaik menuju perdamaian.
"Saya percaya bahwa cara terbaik untuk menciptakan kondisi perdamaian dan dialog adalah dengan menjaga kedua belah pihak pada pijakan yang sama," kata Meloni.
Zelenskyy telah mendapatkan janji dari Inggris untuk melatih pilot Ukraina dengan jet tempur canggih milik aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sedangkan pekan lalu, Prancis dan Italia menyelesaikan pembicaraan teknis untuk pengiriman bersama sistem pertahanan udara SAMP/T-MAMBA ke Ukraina pada musim semi tahun ini.