Ahad 12 Feb 2023 18:35 WIB

Kembali Pecat Pejabat, Zelenskyy Tegaskan Upaya Bersihkan Pemerintahan

Upaya Zelenskyy untuk membersihkan pemerintah akan terus berlanjut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, upayanya untuk membersihkan pemerintah akan terus berlanjut.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, upayanya untuk membersihkan pemerintah akan terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeluarkan keputusan yang memecat seorang tokoh keamanan senior pada Sabtu (11/2/2023). Dia menegaskan, upayanya untuk membersihkan pemerintah akan terus berlanjut.

Zelenskyy memberhentikan Ruslan Dziuba sebagai wakil komandan Garda Nasional. Tindakan ini dituangkan dalam keputusan singkat yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan, tanpa ada keterangan keputusan tersebut.

Baca Juga

Presiden Ukraina pun tidak secara khusus menyebut Dziuba dalam pidato video hariannya. Namun, dia telah menekankan perlunya pembersihan Kementerian Pertahanan khususnya.

Sebaliknya, Zelenskyy mengatakan, telah bertemu dengan pejabat sektor pertahanan dan penegak hukum untuk membahas cara melindungi institusi dari upaya dari luar atau dalam untuk mengurangi efektivitas dan efisiensinya.

"Semua kegiatan ini bukan hanya tentang episode tertentu atau proses pidana. Negara akan terus memodernisasi institusi itu sendiri. Kemurnian kerja struktur negara harus dijamin," ujarnya merujuk pada pemecatan yang sedang dilakukan.

Menteri Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan, pada Kamis (9/2/2023), ratusan pejabat di kementerian atau di angkatan bersenjata telah didisiplinkan tahun lalu setelah audit internal. Dia menegaskan tidak menoleransi tindakan korupsi.

Pihak berwenang telah memberhentikan puluhan pejabat dalam beberapa pekan terakhir dan membuka penyelidikan sebagai bagian dari upaya luas melawan kesalahan, termasuk menteri pertahanan sebelumnya. Uni Eropa (UE) mengatakan, mengatasi korupsi adalah persyaratan bagi Ukraina untuk bergabung dengan blok yang beranggotakan 27 negara itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement