Dia mengatakan tindakan seperti itu akan menghambat solusi dua negara yang telah lama dicari untuk konflik tersebut, yang akan meninggalkan “kedua belah pihak dan seluruh Timur Tengah dengan pilihan yang sulit dan berat.”
El-Sissi, yang negaranya merupakan negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, meminta masyarakat internasional untuk “memperkuat solusi dua negara dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk dimulainya kembali proses perdamaian.”
Raja Abdullah II juga menyerukan Israel untuk menghentikan pelanggaran dan serangannya ke Masjid Al Aqsa.
“Kawasan ini tidak dapat hidup dalam kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran tanpa ada kemajuan yang dibuat untuk kepentingan Palestina,” kata dia memperingatkan.
Ahmed Aboul-Gheit, sekretaris jenderal organisasi pan-Arab, juga memperingatkan bahwa upaya untuk memecah Masjid Al Aqsa dan melenyapkan identitas Arab dan Islamnya “akan memicu kerusuhan dan kekerasan yang tiada akhir.”
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan pemerintahannya akan menggunakan PBB dan badan-badannya dan menuntut resolusi untuk melindungi solusi dua negara untuk konflik tersebut.
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
“Negara Palestina akan terus pergi ke pengadilan dan organisasi internasional untuk melindungi hak-hak sah rakyat kami,” katanya.
Serangan kekerasan yang sedang berlangsung telah membuat wilayah itu berada di ujung tanduk. Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin Mesir, Israel, dan Palestina dan mendesak mereka untuk meredakan ketegangan.
Israel dijalankan pemerintahan sayap kanan baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Banyak politisi dalam pemerintahan Netanyahu menentang kemerdekaan Palestina.