Rabu 15 Feb 2023 01:10 WIB

Tim Penyelamat Masih Temukan Penyintas Di Bawah Reruntuhan Gempa

Tim terus bekerja untuk menjangkau korban dan para penyintas gempa

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Tonggak nisan bernomor korban gempa terlihat di area kuburan massal di Hatay, Turki, Jumat (10/2/ 2023). EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Tonggak nisan bernomor korban gempa terlihat di area kuburan massal di Hatay, Turki, Jumat (10/2/ 2023). EPA-EFE/ERDEM SAHIN

REPUBLIKA.CO.ID, ANTAKYA -- Tim penyelamat pada Selasa (14/2/2023), terus bekerja untuk menjangkau korban dan para penyintas gempa yang kemungkinan masih hidup di bawah reruntuhan di tiga provinsi yang dilanda gempa dahsyat di Turki dan Suriah pekan lalu.

Hingga hari ke 8 pascagempa, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 Magnetudo pada gempa pertama yang disusul gempa kedua 7,5 Magnetudo, di sembilan jam setelahnya telah melewati 35 ribu jiwa. Diperkirakan jumlah korban tewas dan selamat dari gempa yang mengguncang dua negara di perbatasan tenggara Turki dan Suriah ini, masih ada dan terus bertambah, bila tim penyelamat tetap meneruskan pencarian.

Televisi lokal Turki terus menyiarkan penyelamatan hingga Selasa, karena para ahli mengatakan kemungkinan untuk menemukan korban yang selamat sudah ditutup. Namun di Provinsi Adiyaman, Turki, tim penyelamat justru berhasil menyelamatkan seorang remaja dalam kondisi hidup, bernama Muhammed Cafer Cetin yang berusia 18 tahun.

Dalam operasi penyelamatannya, petugas medis memberinya infus berisi cairan sebelum mencoba melakukan evakuasi berbahaya dari reruntuhan bangunan yang semakin sempit saat tim penyelamat bekerja. Petugas medis mengelilinginya untuk memasang penyangga leher dan dia berada di atas tandu dengan masker oksigen, hingga siang hari pada jam ke-199. “Kami sangat bahagia,” kata pamannya.

Dua korban penyintas lainnya diselamatkan dari satu bangunan yang hancur di pusat Kahramanmaras, dekat pusat gempa, Selasa (14/2/2023), sekitar 198 jam setelah gempa. Penyiar Haberturk mengatakan salah satunya adalah Muhammed Enes yang berusia 17 tahun, yang terlihat terbungkus selimut termal dan dibawa dengan tandu ke ambulans. Lusinan tim penyelamat bekerja di lokasi dan tentara Turki berpelukan dan bertepuk tangan setelah mereka berhasil diselamatkan keluar dari reruntuhan.

Tim penyelamat kemudian meminta tetap menjaga ketenangan untuk terus mencari korban yang lain sambil berteriak agar suara teriakan dapat terdengar, “adakah yang bisa mendengar saya?" kata tim penyelamat.

Di wilayah Hatay, kawasan yang paling terdampak gempa, Salah seorang penyintas yang selamat, Sengul Abalioglu kehilangan kakak perempuan dan empat keponakannya. “Tidak masalah apakah hidup atau mati, kami hanya ingin jenazahnya, setidaknya kami memiliki kuburan dan kami bisa menguburnya,” katanya kepada The Associated Press, sambil dia menunggu di depan puing-puing yang hancur tempat tinggal keluarganya berada.

Di Suriah, Presiden Bashar Assad setuju untuk membuka dua titik penyeberangan baru dari Turki ke barat laut yang dikuasai pemberontak di negara itu untuk mengirimkan bantuan dan peralatan yang sangat dibutuhkan kepada jutaan korban gempa, sesuai pengumuman dari PBB pada Senin kemarin.

Selanjutnya, persimpangan di Bab Al-Salam dan Al Raée akan dibuka untuk periode awal tiga bulan. Namun hingga saat ini, PBB hanya diizinkan mengirimkan bantuan ke wilayah Idlib melalui satu penyeberangan di Bab Al-Hawa.

Sementara, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa berada di bawah tekanan kuat untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dan alat berat ke barat laut Suriah yang masih belum sepenuhnya tersentuh tim penyelamat. Hal itu dikarenakan wilayah tersebut masih dikuasai pemberontak sejak gempa terjadi seminggu yang lalu.

Sementara, di kawasan terdampak gempa di Suriah tersebut, banyak korban yang selamat, namun merek tidak memiliki sarana untuk menggali korban selamat lainnya. Akibatnya karena tidak segera terselamatkan, jumlah korban tewas juga terus meningkat.

Di sisi lain, pesawat bantuan Saudi pertama, yang membawa 35 ton makanan, mendarat di bandara Aleppo, Suriah yang dikuasai pemerintah pada Selasa (14/2/2023) pagi, sebagaimana dilaporkan media pemerintah Suriah. Arab Saudi telah mengumpulkan sekitar 50 juta dolar AS, dalam kampanye bantuan dari masyarakat untuk membantu Turki dan Suriah.

Sebelum pesawat bantuan Saudi pada Selasa mendarat di Turki, pihak Saudi juga telah membawa bantuan dengan truk untuk mengirimkan bantuan ke Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak. Beberapa negara Arab lainnya juga telah mengirim pesawat yang sarat dengan bantuan ke Suriah yang dikuasai pemerintah, termasuk Yordania dan Mesir, Uni Emirat Arab. Aljazair, Irak, Oman, Tunisia, Sudan dan Libya juga telah mengirimkan bantuan ke Damaskus.

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan pada Senin malam, pekerjaan penyelamatan akan berlanjut di provinsi Hatay, bersama dengan Kahramanmaras, yang berada di pusat gempa dan Adiyaman. Walaupun ia menyebut, pekerjaan penyelamatan tampaknya telah berakhir di tujuh provinsi yang tersisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement