REPUBLIKA.CO.ID, NATIONAL HARBOR -- Amerika Serikat (AS) dapat memiliki pilot-pilot Ukraina pertama yang dilatih dengan jet tempur F-16 sebelum akhir tahun ini. Meskipun diakui, akan membutuhkan waktu lebih lama sebelum mereka menerbangkan misi tempur, demikian ungkap direktur Garda Nasional Udara Amerika Serikat, Selasa (12/9/2023).
Para pilot Ukraina diperkirakan akan tiba di Pangkalan Garda Nasional Udara Morris di Tucson, Arizona, pada bulan Oktober mendatang. Para penerbang tersebut sedang dievaluasi kemampuan bahasa Inggrisnya saat ini, dan tergantung pada kemahiran mereka dan pengalaman jet tempur sebelumnya.
"Mereka dapat menyelesaikan pelatihan AS dalam waktu tiga bulan," demikian ungkap Letnan Jenderal Michael Loh, direktur Garda Nasional Udara AS, dalam konvensi tahunan Asosiasi Angkatan Udara di National Harbor, Maryland. "Segera setelah mereka diberi lampu hijau, mereka akan datang dan mereka akan segera memulai pelatihan," kata Loh.
Untuk memenuhi jangka waktu pelatihan yang cepat, Tucson kemungkinan akan menggeser beberapa komitmen pelatihan pilot internasional lainnya, dan memajukan jadwal latih pilot Ukraina ke garis depan, katanya. "Ini adalah prioritas nasional," kata Loh.
Namun, setelah menyelesaikan pelatihan di AS, Ukraina harus kembali ke Eropa untuk mengikuti pelatihan tambahan dari NATO. Sekutu NATO juga melatih Ukraina tentang cara merawat pesawat, dan itu juga harus diselesaikan sebelum jet-jet itu menerbangkan misi tempur. Loh tidak memiliki perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan tambahan tersebut.
Jenderal David Allvin, calon kepala Angkatan Udara berikutnya, mengatakan kepada para senator pada sidang konfirmasinya, Selasa bahwa, rata-rata, pelatihan F-16 akan memakan waktu enam hingga sembilan bulan.
Sebenarnya, para pemimpin Ukraina telah meminta bantuan jet tempur dari Barat sejak awal perang. Selama satu setengah tahun pertama, AS dan mitra sekutu lainnya berfokus pada penyediaan sistem persenjataan lain. Walau sebenarnya ada alasan lain.
Seperti soal biaya jet tempur, kekhawatiran bila jet itu akan semakin memprovokasi Rusia, dan jumlah sistem pertahanan udara mematikan yang dimiliki Rusia di wilayah udara Ukraina. Termasuk kemungkinan adanya kesulitan dalam memelihara jet tempur.
Sejak saat itu, perang telah menjadi pertarungan yang mengerikan dan bergerak lambat dengan taktik darat dan perang parit. Seolah itu kembali mengingatkan pada Perang Dunia I. Maka dan untuk itu, kemampuan F-16 menekan pertahanan udara musuh dengan serangan di ketinggian rendah. Ini diyakini Loh, dapat membantu Ukraina.
Selain itu, tidak seperti beberapa sistem lain yang dijanjikan kepada Ukraina, F-16 masih dalam produksi. Dan karena digunakan secara luas oleh sejumlah mitra internasional, suku cadangnya pun banyak tersedia. "Saya yakin ini bisa menjadi pengubah permainan," ujar Loh.
Senator Richard Blumenthal, D-Conn, bertanya kepada Allvin apakah pelatihan itu dapat dipercepat, dengan mencatat bahwa pasukan Ukraina mempelajari cara mengoperasikan sistem lain, seperti kendaraan tempur Stryker dan Bradley, lebih cepat daripada yang diantisipasi.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa jika orang-orang di Tucson melihat kemajuan itu, mereka tidak akan menahannya," kata Allvin, yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala Angkatan Udara, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.
"Mereka akan melatih mereka sesuai dengan tingkat kompetensi mereka, dan jika itu membutuhkan waktu yang lebih singkat, maka itu lebih baik."
Ukraina sedang mencari hingga 50 jet tempur F-16, atau setara dengan tiga skuadron pesawat tempur dari negara-negara koalisi. Pada bulan Agustus, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Kiev akan menerima 42 pesawat tempur tersebut.
Loh mengatakan bahwa Garda Nasional Udara menilai jadwal tiga bulan berdasarkan pelatihan yang diterima pilot Ukraina dengan F-15C yang berbasis di Fresno, California, jet tempur canggih lainnya dari Garda Nasional Udara.
Paparan itu memungkinkan Garda Nasional Udara untuk menilai bahwa para penerbang Ukraina sudah menggunakan lebih banyak taktik Barat dalam terbang dan tidak akan butuh waktu lama untuk meningkatkan kemampuan mereka, katanya.
"Jangka waktu sembilan bulan adalah perkiraan untuk membuat pilot yang tidak memiliki pengalaman menerbangkan jet tempur sebelumnya menerbangkan F-16," kata Loh.