Kamis 16 Feb 2023 11:08 WIB

Pesawat Hercules TNI AU Mulai Bantu Operasi Pengangkutan Logistik di Turki

Pemerintah Turki terus memobilisasi logistik ke daerah-daerah bencana.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang berdiri di atas puing-puing bangunan yang runtuh di kota Kahramanmaras, tenggara Turki,Rabu (8/2/2023). Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara (AU) yang diperbantukan kepada Pemerintah Turki telah memulai operasi pengangkutan bantuan logistik untuk korban gempa di negara tersebut.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Orang-orang berdiri di atas puing-puing bangunan yang runtuh di kota Kahramanmaras, tenggara Turki,Rabu (8/2/2023). Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara (AU) yang diperbantukan kepada Pemerintah Turki telah memulai operasi pengangkutan bantuan logistik untuk korban gempa di negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara (AU) yang diperbantukan kepada Pemerintah Turki telah memulai operasi pengangkutan bantuan logistik untuk korban gempa di negara tersebut. Operasi perdananya adalah mengangkut logistik dari bandara militer Etimesgut di Ankara menuju Kahramanmaras, yakni salah satu provinsi terparah terdampak gempa, Rabu (15/2/2023).

“Hari ini kita sudah mulai mengangkut logistik kemanusiaan dari Ankara ke Kahramanmaras, satu daerah paling terdampak. TNI AU bangga bisa ikut meringankan beban saudara kita di Turki. Ini sesuai harapan Menhan dan pimpinan TNI saat memutuskan mengerahkan pesawat (Hercules) ini ke Turki,” kata Kolonel (PNB) Wisoko, flight commander untuk pesawat tersebut, dalam keterangan tertulis yang dirilis KBRI Ankara.

Baca Juga

Kolonel Wisoko mengaku terus menjalin koordinasi dengan Angkatan Udara Turki dan otoritas penanggulangan bencana Turki, AFAD, untuk jadwal penerbangan berikutnya. “Yang jelas kami siap membantu saudara kami 24 jam,” ucapnya.

Pasca gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang pada 6 Februari lalu, Pemerintah Turki terus memobilisasi logistik ke daerah-daerah bencana. Ribuan alat berat dikirimkan dari berbagai daerah di Turki untuk melakukasn eskavasi reruntuhan gedung serta menyiapkan tempat-tempat pengungsian.

Suplai tenda, bahan makanan, dan kebutuhan hidup lainnya bagi para korban terus didatangkan. Sejauh ini jalur suplai logistik melalui darat masih banyak yang tak berfungsi akibat gempa. Pengangkutan logistik via udara, khususnya dengan pesawat transport militer, menjadi opsi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Hingga berita ini ditulis, Turki setidaknya sudah mencatatkan 35.418 korban tewas akibat gempa. Sementara Suriah, yang turut terguncang pada 6 Februari lalu, sudah mencatatkan lebih dari 5.800 kematian. Jumlah korban tewas akibat gempa di kedua negara diperkirakan masih akan terus bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement