Senin 27 Feb 2023 09:37 WIB

Pengumuman Hasil Pemilu Nigeria Tertunda karena Persoalan Logistik

Pemilu diawasi dengan cermat, karena Nigeria adalah ekonomi terbesar di Afrika.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Pemilu Nigeria. Komisi Pelaksana Pemilu Nigeria mengumumkan pertama kali hasil pemungutan suara pemilu presiden negara itu pada Ahad (26/2/2023) malam. Sayangnya beberapa hari sebelumnya pihak pemenang seperti telah diumumkan.
Foto: AP
Pemilu Nigeria. Komisi Pelaksana Pemilu Nigeria mengumumkan pertama kali hasil pemungutan suara pemilu presiden negara itu pada Ahad (26/2/2023) malam. Sayangnya beberapa hari sebelumnya pihak pemenang seperti telah diumumkan.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Komisi Pelaksana Pemilu Nigeria mengumumkan pertama kali hasil pemungutan suara pemilu presiden negara itu pada Ahad (26/2/2023) malam. Sayangnya beberapa hari sebelumnya pihak pemenang seperti telah diumumkan.

"Kandidat partai All Progressives Congress yang berkuasa, Bola Tinubu, memperoleh suara terbanyak di negara bagian Ekiti barat daya Nigeria," kata komisi pemilu itu di pusat pemeriksaan nasional di ibu kota Nigeria, Abuja.

Baca Juga

Namun hasil dari 35 negara bagian lain dan Abuja masih tertunda, karena masalah logistik dan masalah keamanan menyebabkan penundaan pemungutan suara. Orang-orang di seluruh negeri terus memberikan suara pada hari Ahad, meskipun pemilihan umum, termasuk memilih badan legislatif nasional yang baru, telah dijadwalkan berakhir sehari sebelumnya pada hari Sabtu (25/2/2023).

“Kami sadar akan ada lebih banyak negara bagian yang menyimpulkan kemenangan malam ini dan penghitungan akan segera sampai ke Abuja,” kata Mahmood Yakubu, ketua Komisi Pemilihan Nasional Independen.

Para pemilih sangat menantikan pengumuman siapa calon pemenang dalam perlombaan untuk memimpin negara terpadat di Afrika itu. Sementara Presiden petahana Muhammadu Buhari mengundurkan diri setelah dua masa jabatan empat tahun.

Ada tiga kandidat terdepan dalam pemilihan 18 partai, Tinubu, Atiku Abubakar dari partai oposisi utama dan Peter Obi dari Partai Buruh, kandidat kejutan dalam apa yang telah lama dianggap sebagai kontes dua orang.

Pemenang diperkirakan tidak akan diumumkan hingga setidaknya hari Senin ini. Setelah pemilihan presiden terakhir, butuh empat hari untuk deklarasi kemenangan.

Pemilihan putaran kedua akan diadakan jika tidak ada kandidat yang memperoleh seperempat suara dari dua pertiga dari 36 negara bagian dan ibu kota Nigeria serta menerima jumlah suara tertinggi.

Pada hari Ahad, jemaat di gereja House on the Rock di Abuja diminta untuk bernyanyi dan menari sebagai ucapan syukur atas keberhasilan pemilihan di Nigeria. Dan di negara bagian Enugu, Uskup Katolik Igwebuike Onah mendesak komisi pemilihan untuk bekerja lebih transparan.

“Kami mohon khususnya KPU Independen Pemilihan untuk berhati-hati, bijaksana dan transparan dalam menangani suara rakyat,” ujarnya.

Beberapa pemilih yang frustrasi yang tidak dapat memberikan suara pada hari Sabtu menunggu semalaman di tempat pemungutan suara yang tetap buka pada hari Ahad. “Saya menunggu dari pagi hingga malam untuk mencoblos pada hari Ahad dan sekarang mereka mengundurkan waktu untuk mengumumkan (pemenangnya),” Kate Imadu, 26, di Abuja.

Pejabat pemilihan menyalahkan penundaan pada masalah logistik, meskipun pengamat lain menunjuk pada pergolakan yang disebabkan oleh mata uang yang didesain ulang yang membuat banyak penduduk tidak dapat memperoleh uang kertas.

Kekurangan uang tunai mempengaruhi pembayaran transportasi, tidak hanya untuk pemilih tetapi juga untuk petugas pemilu dan petugas polisi yang memberikan keamanan. Tantangan juga kemungkinan besar mengakibatkan rendahnya partisipasi pemilih, kata Yiaga Afrika, badan pemantau pemilu terbesar di negara itu.

Sementara pemilihan hari Sabtu sebagian besar berjalan damai, pengamat mengatakan setidaknya ada 135 insiden kritis, termasuk delapan laporan perampasan surat suara, yang merusak legitimasi demokrasi negara itu.

“Tidak dapat diterima bahwa warga Nigeria yang memiliki hak konstitusional untuk berpartisipasi dalam pemilihan pergi keluar untuk memberikan suara mereka dan justru ada preman yang mempersulit mereka,” kata Samson Itodo, kepala Yiaga Afrika. “Bangsa ini harus benar-benar bangkit dan mengutuk tindakan penindasan pemilih yang kita amati kemarin,” ujarnya.

Wartawan Associated Press melihat orang-orang bersenjata berhenti di tempat pemungutan suara dengan minibus pada hari Sabtu (25/2/2023), melepaskan tembakan ke udara dan merebut kotak suara presiden. Tembakan itu membuat para pemilih berteriak dan berhamburan, dan surat suara berserakan di lantai.

Di ibu kota, Abuja, beberapa pemilih mengatakan sama sekali dilarang memberikan suara. “Mereka menggunakan berbagai strategi untuk memastikan kami tidak terus memilih,” kata Emmanuel Ogbu.

Pedagang berusia 45 tahun itu menunggu dengan antrean lebih dari 100 orang untuk memilih pada hari Ahad tetapi diberitahu oleh petugas pemilihan bahwa mereka tidak memiliki persediaan yang cukup, seperti tinta, dan harus menunggu pengawas yang belum datang.

Pemilu diawasi dengan cermat, karena Nigeria adalah ekonomi terbesar di Afrika. Pada tahun 2050, PBB memperkirakan bahwa Nigeria akan bergabung dengan Amerika Serikat sebagai negara terpadat ketiga di dunia setelah India dan Cina. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement