Sabtu 04 Mar 2023 14:10 WIB

AS Tawarkan Hadiah Sebesar Rp 76,55 Miliar Untuk Pemimpin ISIS di Kongo

AS memblokir kepentingan aset dan properti kelompok ISIS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Gerakan ISIS (ilustrasi). Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar AS atau setara Rp 76,55 miliar (kurs Rp 15.311 per dolar AS) untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pemimpin kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS.
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi). Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar AS atau setara Rp 76,55 miliar (kurs Rp 15.311 per dolar AS) untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pemimpin kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar AS atau setara Rp 76,55 miliar (kurs Rp 15.311 per dolar AS) untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pemimpin kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS. Program Hadiah untuk Keadilan, yang dijalankan oleh Dinas Keamanan Diplomatik AS, sedang mencari informasi tentang pemimpin kelompok afiliasi ISIS di Kongo, Seka Musa Baluku.

Kedutaan Besar AS di Kongo mengatakan, kelompok Baluku telah terlibat dalam kekerasan brutal terhadap warga Kongo dan pasukan militer regional di Provinsi North Kivu dan Ituri, Kongo timur. Dua tahun lalu Amerika Serikat menetapkan Baluku sebagai teroris global dan kelompoknya ISIS-DRC, sebagai organisasi teroris asing. AS memblokir kepentingan aset dan properti kelompok itu.

Baca Juga

Lebih dari 120 kelompok bersenjata memperebutkan kekuasaan, pengaruh, dan sumber daya di Kongo timur. Perebutan ini bertujuab untuk melindungi komunitas mereka.  Kelompok ISIS yang dipimpin Baluku, atau yang juga dikenal sebagai Pasukan Demokrat Sekutu, sebagian besar aktif di Povinsi Kivu Utara. Tetapi mereka telah memperluas operasinya ke Ituri yang berdekatan dan ke Ibu Kota regional, Goma.

Menurut Kedutaan Besar AS, kelompok tersebut terus menargetkan, membunuh, melukai, memperkosa, dan menculik warga sipil, termasuk anak-anak.  Menghapus Baluku adalah kunci untuk upaya kontraterorisme yang sedang berlangsung di daerah tersebut.

“Aktor internasional dan nasional jelas mencari kemungkinan bantuan yang dapat mengarah pada penangkapan seorang pria yang bertanggung jawab atas berbagai tragedi, tidak hanya terhadap pasukan keamanan, tetapi juga terhadap warga sipil,” kata peneliti senior di Policy Center for the New  South, Rida Lyammouri.

Sejak diluncurkan pada tahun 1984, program Penghargaan untuk Keadilan telah menyalurkan lebih dari 250 juta dolar AS kepada lebih dari 125 individu yang memberikan informasi. Pemberian informasi ini kemudian ditindaklanjuti yang membantu mengurangi ancaman terhadap keamanan nasional AS.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement