REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan menambah anggaran pertahanan sebesar 7,2 persen pada tahun ini. Sedikit lebih tinggi dibandingkan peningkatan tahun lalu dan lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi. Perdana Menteri Li Keqiang juga mendorong kesiapan angkatan bersenjata.
Dalam anggaran nasional yang dirilis Ahad (5/3/2023) menunjukkan, anggaran militer Cina tahun ini 1,55 triliun yuan atau 225 miliar dolar AS. Washington mengawasi anggaran yang menjadi barometer agresivitas Beijing memperkuat militernya.
Tahun ini menjadi tahun kedelapan Cina meningkatkan anggaran militer. Seperti tahun-tahun sebelumnya Beijing tidak memerinci ke mana saja anggaran itu dialokasikan. Cina hanya mengungkapkan total keseluruhan dan angka peningkatannya.
Peningkatan anggaran ini lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi yang sekitar 5 persen. Sedikit di bawah target tahun lalu. Pasalnya, kekuatan ekonomi kedua di dunia itu sedang menghadapi tantangan domestik.
Beijing cemas dengan semakin aktifnya angkatan laut dan misi udara AS di sekitar Taiwan dan Laut Cina Selatan. Beijing mengeklaim pulau Taiwan dan perairan strategis Laut Cina Selatan bagian wilayahnya.
Pada Agustus tahun lalu, Cina menggelar latihan perang di dekat Taiwan. Sebagai ungkapkan kemarahan kunjungan ketua DPR AS ke Taiwan.
Dalam laporan kerja yang disampaikan di sidang parlemen, Li mengatakan operasi militer, penguatan kapasitas dan kesiapan tempur angkatan bersenjata harus "Dikoordinasikan dengan baik dalam memenuhi tugas-tugas besar."
"Angkatan bersenjata kami, dengan fokus tujuan satu abad Tentara Pembebas Rakyat pada 2027, harus bekerja menggelar operasi militer, memperkuat kesiapan tempur, dan kapabilitas militer," katanya dalam pidato negaraan di legislatif.
Angkatan Bersenjata Cina yang memiliki personel terbesar di dunia sedang sibuk menambah persenjataan baru. Termasuk kapal induk dan pesawat tempur siluman. Perkembangan dan maksud strategis Beijing memicu kekhawatiran di kawasan dan Washington. Terutama semakin memanasnya isu Taiwan beberapa tahun terakhir.
Beijing mengatakan anggaran militernya bersifat defensif relatif rendah dibandingkan persentase Produk Domestik Bruto (PDB). Ia mengatakan kritikus ingin mengecamnya sebagai ancaman perdamaian dunia.
"Angkatan bersenjata harus mengintensifkan latihan dan kesiapan di seluruh angkatan, membangun pedoman strategi militer yang baru, mencurahkan lebih banyak energi pada latihan dalam kondisi tempur dan mengkoordinasi upaya lebih baik untuk memperkuat kerja militer di semua cakupan dan arah," kata Li.