REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Rusia dan enam negara yang berbatasan dengan Afghanistan telah membentuk sebuah kelompok untuk membahas rencana perdamaian jangka panjang di negara yang dilanda perang itu pada Selasa (7/3/2023). Para diplomat pada pertemuan perdana menyerukan pencabutan pembekuan aset bank Afghanistan.
Perwakilan khusus dari Rusia, Cina, Iran, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan bertemu di Tashkent. Menurut Kementerian Luar Negeri Uzbekistan, mereka berencana bertemu secara teratur untuk membahas masalah yang dihadapi Afghanistan.
Perwakilan khusus Uzbekistan Ismatilla Ergashev menyatakan, kelompok itu mendesak negara-negara Barat untuk mencabut pembekuan aset bank sentral Afghanistan. "Perwakilan negara-negara ini menekankan bahwa pengembalian uang Bank Sentral Afghanistan harus digunakan terutama untuk membayar gaji ... guru sekolah dan dokter, dan pada saat yang sama untuk mendukung sebagian penduduk yang dalam situasi yang sulit," katanya dalam pengarahan.
"Mereka juga menekankan bahwa hampir 25 juta orang di Afghanistan kelaparan dan kekurangan makanan," kata Ergashev.
Amerika Serikat (AS) membekukan sekitar tujuh miliar dolar AS aset bank sentral setelah pemerintah Afghanistan digulingkan oleh pasukan Taliban pada 2021. Sedangkan sebanyak dua miliar dolar AS dibekukan di bank-bank Eropa.
Washington telah mengatakan bahwa sebagian dari dana itu akan disalurkan ke sebuah yayasan untuk memberi manfaat bagi rakyat Kabul. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bulan lalu, enam juta orang di Afghanistan berisiko kelaparan dan dua pertiga populasi menghadapi kelaparan parah dan sangat membutuhkan bantuan.