Senin 13 Mar 2023 19:11 WIB

Normalisasi Saudi-Iran, Pengamat: Berdampak pada Stabilitas Politik di Timteng

Cina berperan penting di dalam menyatukan Saudi dan Iran untuk melakukan perdamaian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nidia Zuraya
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.
Foto: Luo Xiaoguang/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua negara yang selama ini bermusuhan, Iran dan Arab Saudi sepakat menormalisasi kembali hubungan diplomatiknya pada 10 Maret 2023. Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UIN), Yon Machmudi menilai, normalisasi kedua negara yang selama ini bersitegang tersebut akan berdampak pada stabilitas politik di kawasan Timur Tengah. 

Ketua Program Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam UI ini megatakan, normalisasi Saudi dan Iran tidak terlepas dari peran Cina yang mulai menguat di kawasan Timur Tengah. Menurut dia, Cina sendiri telah menjalin hubungan ekonomi dengan kedua negara Islam tersebut. 

Baca Juga

"Nah, prinsip hubungan Cina itu memang biasanya tidak melihat aspek politik, di mana adanya konflik antar Iran dan Saudi. Tetapi untuk memperkuat aspek kerjasama itu, maka normalisasi hubungan kerjasama anara Saudi dan Iran itu penting untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus politik di kawasan Timur Tengah," ujar Yon saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/3/2023).

Karena itu lah, menurut dia, Cina berperan penting di dalam menyatukan dua negara itu untuk melakukan perdamaian. Sementara, Amerika Serikat sendiri sudah mengurangi hegemoninya di negara-negara kawasan. 

"Nah, keseimbangan baru terjadi dengan masuknya china dan china membawa kerjasama ekonomi," ucapnya. 

Yon menjelaskan, Cina telah menawarkan proyek One Belt One Road (OBOR) kepada Saudi dan Iran.  Menurut dia, hal itu juga akan mengintergariasikan  kawasan ini secara luas dengan perdagangan internasional. "Nah karena dua-duanya berkepentingan, nampaknya kemudian pada satu sisi Cina menjadi pasar baru bagi perdagangan minyak Saudi menggantikan Amerika. Sedangkan Iran juga selama ini banyak menjual minyak dan gasnya ke Cina," kata Yon.

Menurut Yon, kepentingan ekonomi itu lah yang menjadi dasar pentingnya untuk memperkuat stabilitas di kawasan. "Mau tidka mau ya tetap bahwa Cina sebenarnya ada di balik sebagai mediator dari perdamaian dua negara itu," jelas Yon. 

Dia menambahkan, selama ini Saudi dan Iran adalah negara besar yang berpengaruh di kawasan. Selain itu, kedua negara ini juga banyak melakukan intervensi terhadap dinamika politik di kawasan. 

"Nah, ketika terjadi kesepakatan dua negara itu untuk saling menghormati kedaulatan masing-masing dan mengintervensi urusan dalam negeri masing-masing negara yang ada di kawasan, saya kira damapaknya, bahwa stabilitas politik, perdamaian di kawasan ini akan semakin menguat dan konflik akan semakin menurun," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement