REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam diperpanjang hingga 120 hari. Black Sea Grain Initiative masa berlakunya berakhir pada Ahad (19/3/2023).
"Sebagai hasil negosiasi dengan kedua belah pihak, kami telah memastikan perpanjangan periode perjanjian yang berakhir pada 19 Maret," kata Erdogan dalam sebuah upacara di Provinsi Canakkale, Sabtu (18/3/2023).
Erdogan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rusia, Ukraina, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres atas upaya mereka untuk sekali lagi memperpanjang masa perjanjian tersebut. Ia mengingatkan bahwa pasokan biji-bijan dari Ukraina penting untuk ketersediaan pangan global.
"Perjanjian ini, yang telah memfasilitasi pengapalan 25 juta ton biji-bijian ke pasar dunia dengan lebih dari 800 kapal hingga saat ini, sangat penting untuk stabilitas pasokan pangan global," tutur Erdogan.
Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov juga mengonfrimasi bahwa Kesepakatan Biji-bijan Laut Hitam itu diperpanjang selama 120 hari.
"Terima kasih kepada Antonio Guterres, Presiden Erdogan, Menteri (Pertahanan Nasional Turki) Hulusi Akar, dan semua mitra kami karena telah berpegang pada perjanjian. Dengan upaya bersama kami, 25 juta ton biji-bijian Ukraina dikirimkan ke pasar dunia," tulisnya di Twitter.
Juli tahun lalu, Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani kesepakatan di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina yang berada di Laut Hitam. Ekspor biji-bijian dari pelabuhan tersebut sempat dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022.