Selasa 21 Mar 2023 07:03 WIB

Polisi Pakistan Tangkap Ratusan Pendukung Mantan PM Imran Khan

Pendukung Imran Khan bentrok dengan polisi di kota Lahore pekan lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Polisi menahan pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam penggeledahan di rumah Khan di Lahore, Pakistan, Sabtu (18/3/2023). Sebanyak 61 orang pendukung Khan ditahan dalam operasi tersebut.
Foto: AP Photo/K.M. Chaudary
Polisi menahan pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam penggeledahan di rumah Khan di Lahore, Pakistan, Sabtu (18/3/2023). Sebanyak 61 orang pendukung Khan ditahan dalam operasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Polisi di Pakistan telah menangkap ratusan pendukung dan pembantu mantan perdana menteri Imran Khan dalam penggerebekan di dua kota. Penangkapan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap mereka yang terlibat dalam bentrokan baru-baru ini dengan pasukan keamanan.

"Sekitar 285 pendukung PTI (Tehreek-e-Insaf Pakistan) telah ditangkap di Lahore dan Islamabad. Rumah semua pemimpin utama digerebek polisi tadi malam," kata pembantu Khan, Fawad Chaudhry, kepada Reuters.

Baca Juga

Pendukung partai Khan, Tehreek-e-Insaf Pakistan (PTI), bentrok dengan polisi di kota Lahore pekan lalu saat mereka berusaha menangkap Khan di kediamannya. Para pendukung Khan juga terlibat bentrok dengan polisi di Islamabad saat Khan tiba untuk menjalani sidang pada Sabtu (18/3/2023).  

Khan menjabat sebagai perdana menteri dari 2018 hingga 2022. Dia digulingkan dari jabatannya dalam mosi tidak percaya di parlemen.  Sejak itu dia menuntut pemilihan cepat dan mengadakan aksi unjuk rasa di seluruh negeri untuk menekan kasusnya.  Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, telah menolak permintaan Khan. Sharif mengatakan pemilihan akan diadakan sesuai jadwal akhir tahun ini.

Khan menghadapi beberapa kasus hukum, termasuk satu kasus yang menyebabkan upaya penangkapannya gagal pada Selasa pekan lalu. Pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Khan karena tidak muncul dalam persidangan sebelumnya.

Bentrokan antara pendukung Khan dan pasukan keamanan telah membawa babak baru kekacauan politik ke Pakistan. Khan mengatakan, pemerintah dan militer yang kuat berusaha menghentikannya untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan berikutnya, yang dijadwalkan pada November.  Jika terbukti bersalah dalam suatu kasus, Khan dapat menghadapi diskualifikasi dari pemungutan suara. Pemerintah maupun militer menyangkal tuduhan Khan tersebut.

Polisi di Lahore dan Islamabad mengkonfirmasi penggerebekan dan penangkapan pendukung PTI yang terlibat dalam bentrokan dengan polisi dan pembakaran. "Polisi menggerebek rumah karena tujuh kasus dengan berbagai tuduhan, termasuk terorisme, telah didaftarkan terhadap para pemimpin dan pekerja," kata kepala polisi Lahore Bilal Kamiana kepada Reuters mengacu pada bentrokan antara pendukung Khan dengan polisi.

Kamiana mengatakan, 125 aktivis telah ditangkap di Lahore. Di Islamabad, juru bicara polisi mengatakan, sebanyak 198 pendukung PTI telah ditangkap sehubungan dengan pembakaran dan penyerangan terhadap polisi yang menyebabkan 58 orang terluka dan puluhan kendaraan, termasuk beberapa mobil polisi, dibakar.

"Lebih banyak penggerebekan sedang dilakukan," kata juru bicara itu.

Juru bicara polisi mengatakan, polisi juga pergi ke rumah seorang senator PTI, Shibli Faraz, dengan surat perintah penggeledahan. Tetapi senator itu tidak ada di rumah.

Khan dikenal oleh banyak orang karena kesuksesannya sebagai pemain kriket dan kegiatan amalnya. Dia mendapatkan dukungan yang cukup besar di kalangan pemilih dengan kebijakan konservatif dan nasionalistisnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement