Senin 04 Mar 2024 06:56 WIB

Shehbaz Sharif Kembali Terpilih Sebagai Perdana Menteri Pakistan

Sharif mengalahkan Omar Ayub kandidat yang didukung mantan Perdana Menteri Imran Khan

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berbicara selama wawancara dengan The Associated Press, Kamis, 22 September 2022 di markas besar PBB.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berbicara selama wawancara dengan The Associated Press, Kamis, 22 September 2022 di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Parlemen Pakistan yang baru terpilih memilih Shehbaz Sharif sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya. Sharif terpilih tiga pekan setelah pemilihan umum. Tidak ada pemenang mutlak menyebabkan pembentukan koalisi pemerintah yang baru tertunda.

Sharif mengalahkan Omar Ayub kandidat yang didukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang kini dipenjara. Sharif kembali ke posisi yang ia duduki sampai Agustus lalu ketika parlemen dibubarkan menjelang pemerintah umum dan pemilihan pelaksana tugas mengambil alih.

Baca Juga

Tidak ada partai yang mendapatkan cukup kursi untuk membentuk pemerintah sendiri. "Shebaz Sharif dinyatakan terpilih sebagai perdana menteri Republik Islam Pakistan, kata Ketua Majelis Nasional Ayaz Sadiq, Ahad (3/3/2024).

Sharif mendapatkan 201 suara di atas suara yang diperlukan sebanyak 169 suara sementara Omar Ayub mendapatkan 92 suara. Deklarasi tersebut mendapat protes keras dari partai Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung oleh Khan.

Para anggota parlemen menyerukan pembebasan Khan dan meneriakkan slogan-slogan yang menuduh Sharif meraih kekuasaan melalui kecurangan pemilu. Dalam pidatonya Sharif menyinggung sejumlah topik, termasuk perlunya reformasi ekonomi serta hubungan internasional, namun tidak mengumumkan perubahan pasti dalam kebijakan.

“Pekerjaan ini sulit namun bukan tidak mungkin,” katanya mengenai upaya untuk mengeluarkan Pakistan dari berbagai krisis. Sharif mengundang pihak oposisi untuk melakukan pembicaraan tentang rekonsiliasi. SIC terus melakukan protes sepanjang pidato Sharif, mengangkat poster bergambar Khan dan meneriakkan "pencuri mandat".

Pemilu pada tanggal 8 Februari dirusak pemutusan sementara jaringan internet seluler, penangkapan dan kekerasan, dan penundaan hasil pemilu yang memicu tuduhan pemilu telah dicurangi. Sharif, 72, merupakan adik dari mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif pelopor partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N).

Kandidat yang didukung Khan memperoleh kursi terbanyak tetapi PML-N dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) setuju untuk membentuk pemerintahan koalisi, yang memungkinkan Shehbaz Sharif terpilih sebagai perdana menteri ketika saudaranya mengundurkan diri. "Ini tidak pertama kalinya Shabaz Sharif menjadi PM Pakistan tanpa benar-benar terpilih. Namun kali ini, rakyat tidak akan membiarkannya lolos dengan mencuri mandat mereka. Hal ini hanya akan membuat Pakistan semakin terpuruk secara ekonomi, menyebabkan kemerosotan lebih lanjut sebagai sebuah negara," kata orang dekat Khan, Zulfikar Bukhari.

Pada masa jabatan sebelumnya, pemerintahan Sharif berhasil menegosiasikan kesepakatan penting dengan Dana Moneter Internasional (IMF), namun prosesnya penuh dengan tantangan, dan langkah-langkah yang disyaratkan kesepakatan tersebut yang akan berakhir pada bulan April berkontribusi pada kenaikan harga-harga dan menambah tekanan pada rumah tangga-rumah tangga miskin dan menengah.

Pemerintah yang baru harus segera memulai pembicaraan dengan IMF untuk kesepakatan berikutnya guna menopang perekonomian negara ini, sementara juga menghadapi ketidakpuasan yang meningkat atas kemiskinan yang semakin dalam. Pemerintah juga harus bergulat dengan tantangan-tantangan dari para pendukung Khan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement