Sabtu 25 Mar 2023 13:09 WIB

Balas Provokasi, Korea Utara Uji Coba Drone Nuklir Bawah Laut Hasilkan Tsunami Radioaktif

Ketegangan Korea Utara dan rivalnya Korea Selatan mengalami peningkatan

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
 Seorang pria menonton berita di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan,  Jumat (24/3/2023). Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korea Utara menguji drone serangan nuklir bawah laut baru pada 21 Maret yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan diam-diam menyerang musuh. Korea Utara juga melakukan latihan rudal jelajah pada 22 Maret, menggunakan uji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Seorang pria menonton berita di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/3/2023). Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korea Utara menguji drone serangan nuklir bawah laut baru pada 21 Maret yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan diam-diam menyerang musuh. Korea Utara juga melakukan latihan rudal jelajah pada 22 Maret, menggunakan uji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Korea Utara pada Jumat (24/3/2023) mengklaim telah menguji drone bawah air yang berkemampuan nuklir, dirancang untuk menghasilkan "tsunami radioaktif" raksasa, diperkirakan mampu menghancurkan pelabuhan dan kelompok penyerang angkatan laut. 

Analis masih cukup skeptis bahwa perangkat tersebut mampu membuat ancaman baru yang besar, tetapi tes tersebut memperkuat keinginan Korea Utara untuk meningkatkan ancaman kekuatan nuklirnya.

Baca Juga

Tes pekan ini terjadi ketika Amerika Serikat dilaporkan berencana untuk mengerahkan kelompok penyerang kapal induk dan aset canggih lainnya ke perairan Semenanjung Korea. 

Ketegangan militer di Semenanjung Korea, berada pada titik tertinggi karena perlombaan uji senjata Korea Utara berbarengan dengan latihan militer gabungan Amerika Serikat-Korea Selatan. Kondisi itu, telah memacu ketegangan dalam satu tahun terakhir dalam siklus saling respon dan menantang.

Kantor Berita Pusat Korea resmi Pyongyang mengatakan senjata baru, yang dapat dikerahkan dari pantai atau ditarik kapal permukaan, dibangun untuk menyusup secara diam-diam ke perairan operasional dan membuat tsunami radioaktif skala super melalui ledakan bawah air untuk menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut, termasuk pelabuhan operasional utama musuh.

Laporan Korea Utara datang beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berjanji untuk membuat Korea Utara membayar atas upaya provokasi yang dinilai sembrono saat dia menghadiri upacara peringatan untuk menghormati 55 tentara Korea Selatan yang tewas dalam bentrokan besar dengan Korea Utara di dekat perbatasan laut barat mereka di beberapa tahun yang lalu.

Pengujian drone serangan bawah laut bertenaga nuklir, yang diklaim bagian dari latihan tiga hari itu, telah mensimulasikan serangan nuklir terhadap target Korea Selatan yang tidak ditentukan. Serangan itu juga termasuk peluncuran rudal jelajah pada hari Rabu.

KCNA mengatakan bahwa latihan tersebut diawasi oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un langsung, yang juga mengutuk latihan militer bersama antara Amerika Serikat-Korea Selatan sebagai latihan invasi. Dimana dia bersumpah untuk membuat para pesaingnya jatuh ke dalam keputusasaan.

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Drone itu diberi nama “Haeil,” kata dalam bahasa Korea yang berarti gelombang pasang atau tsunami. Surat kabar resmi Korut Rodong Sinmun menerbitkan foto-foto Kim yang tersenyum di samping benda besar berbentuk torpedo di fasilitas dalam ruangan yang tidak ditentukan, dan tidak juga mengidentifikasinya.

Foto-foto lain yang diterbitkan dengan artikel yang sama menunjukkan jejak permukaan laut yang diduga disebabkan oleh lintasan bawah air drone dan pilar air yang meledak ke udara, kemungkinan disebabkan oleh apa yang digambarkan media pemerintah sebagai ledakan bawah air dari senjata nuklir tiruan yang dibawa drone. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement