Sabtu 25 Mar 2023 14:55 WIB

Amerika Tuding Iran di Balik Serangan Tewaskan Warganya di Suriah, Janji Balas Dendam

Pesawat tak berawak serang warga Amerika Serikat di timur laut Suriah

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Drone (ilustrasi). Pesawat tak berawak diduga punya Iran serang warga Amerika Serikat di timur laut Suriah
Foto:

Kantor berita milik negara Qatar melaporkan adanya panggilan telepon antara menteri luar negerinya dan Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Amerika Serikat. 

Doha telah menjadi lawan bicara antara Iran dan Amerika Serikat baru-baru ini di tengah ketegangan atas program nuklir Teheran.

Menteri luar negeri Qatar juga berbicara pada waktu yang hampir bersamaan dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.

Austin mengatakan dia mengizinkan serangan balasan atas arahan Presiden Joe Biden. Amerika Serikat di bawah Biden telah menyerang Suriah sebelumnya karena ketegangan dengan Iran. Pada Februari dan Juni 2021, serta Agustus 2022, Biden melancarkan serangan di sana.

Pasukan Amerika Serikat memasuki Suriah pada 2015, mendukung pasukan sekutu dalam perjuangan mereka melawan kelompok Negara Islam. 

Amerika Serikat masih mempertahankan pangkalan di dekat Hasakah di timur laut Suriah tempat serangan pesawat tak berawak hari Kamis terjadi. 

Ada sekitar 900 tentara Amerika Serikat, dan bahkan lebih banyak kontraktor Amerika Serikat di Suriah, termasuk di utara dan lebih jauh ke selatan dan timur.

“Seperti yang telah dijelaskan Presiden Biden, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami dan akan selalu menanggapi pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Austin. “Tidak ada kelompok yang bisa menyerang pasukan kami dengan bebas tanpa hukuman,”

Perang Suriah dimulai dengan protes Arab Spring 2011 yang mengguncang kawasan Timur Tengah ke wilayah yang lebih luas, hingga bisa bersatuh menggulingkan pemerintah di Mesir, Libya, Tunisia, dan Yaman. Kindisi Ini kemudian berubah menjadi konflik proksi regional yang semakin membuat Rusia dan Iran mendukung Assad.

PBB memperkirakan lebih dari 300 ribu warga sipil tewas dalam perang tersebut. Angka tersebut tidak termasuk tentara dan pemberontak yang tewas dalam konflik tersebut, jumlah mereka diyakini mencapai puluhan ribu.

 

Pentagon mengatakan dua anggota militer yang terluka dirawat di lokasi, sementara tiga lainnya dan kontraktor yang terluka diangkut ke fasilitas medis di Irak.   

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement