REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Parlemen Turki pada Kamis (30/3/2023) menyetujui pengajuan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Negara Nordik itu secara resmi mendapat restu Ankara atas permintaannya untuk bergabung dengan aliansi militer, dengan 276 suara mendukung.

Pemungutan suara yang dilakukan pada Kamis menandakan bahwa semua 30 negara anggota NATO saat ini telah meratifikasi persyaratan agar Finlandia dapat bergabung dengan aliansi.

Meninggalkan sikap non-blok militer selama puluhan tahun setelah perang Rusia di Ukraina pada Februari lalu, Finlandia dan Swedia secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei lalu.

Tetapi Turki, anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, meminta kedua negara Nordik tersebut untuk mengambil tindakan nyata terhadap kelompok teroris seperti PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) agar dapat bergabung dengan aliansi itu.

Pada Juni 2022, Finlandia dan Swedia menandatangani MoU dengan Turki untuk mengatasi masalah keamanan Ankara, dan para pejabat dari ketiga negara telah mengadakan berbagai pertemuan sejak saat itu untuk membahas penerapan perjanjian trilateral.

Swedia mengeluarkan undang-undang anti-teror November lalu, berharap Ankara akan menyetujui tawaran Stockholm untuk bergabung dengan NATO.

Undang-undang baru, yang mulai berlaku pada 1 Juni, akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengadili individu yang mendukung kelompok teroris.

Turkiye mengatakan awal bulan ini akan menyetujui proses keanggotaan Finlandia di NATO.

Menurut otoritas Turki, Finlandia telah melakukan apa yang diperlukan untuk mendapatkan keanggotaan, sementara Swedia masih harus mengambil tindakan yang diperlukan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika