REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan militernya mendeteksi 59 pesawat militer Cina di dekat pulau itu. Kementerian mengatakan hingga Senin (10/4/2023) pukul 10.00 waktu setempat terdapat 39 pesawat Cina yang melintasi garis tengah Selat Taiwan dan masuk ke zona pertahanan Taiwan.
Cina yang mengeklaim Taiwan bagian dari wilayahnya, mulai menggelar latihan militer yang dijadwalkan digelar selama tiga hari pada Sabtu (8/4/2023) kemarin. Satu hari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pulang dari kunjungan singkatnya ke AS.
Cina tidak pernah mengesampingkan menggunakan kekuatan untuk memaksakan kembali kedaulatannya ke Taiwan. Beijing mengatakan Taiwan merupakan isu paling penting dan sensitif dalam hubungannya dengan AS dan topik ini kerap memicu ketegangan.
Beijing menganggap Tsai sebagai separatis dan berulang kali menolak ajakannya untuk perunding. Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Dalam tiga tahun terakhir Cina meningkatkan tekanan militernya terhadap Taiwan. Beijing rutin mengirimkan pesawat tempur di sekitar pulau itu meski tidak masuk ke ruang udaranya atau di atas pulau itu sendiri.
Pada Ahad pagi Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam 24 jam sebelumnya mereka menemukan 71 pesawat angkatan udara dan sembilan kapal angkatan laut Cina. Kementerian mempublikasikan peta yang menunjukkan sekitar setengah dari pesawat-pesawat itu termasuk Su-30 dan J-11 melatih garis tengah Selat Taiwan.
Garis tersebut dianggap sebagai garis pemisah tidak resmi antara Cina Daratan dengan Taiwan. Pada Sabtu malam kementerian mengatakan terdapat 71 pesawat yang melewati garis itu tapi mengklarifikasi angkanya dengan mengunggah peta tersebut yang menunjukkan berapa banyak pesawat yang lewat dan melalui titik mana saja.
Saat transit di Los Angeles usai menggelar kunjungan diplomatik ke Amerika Tengah pada pekan lalu, Tsai bertemu dengan Ketua House AS saat ini Kevin McCarthy. Sejak awal Beijing sudah menegaskan menentang pertemuan tersebut.