REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengaku berniat mengunjungi Arab Saudi. Tel Aviv diketahui sedang berupaya membuka hubungan diplomatik resmi dengan Riyadh.
“(Kunjungan ke Saudi) ini sudah direncanakan, (tapi) belum ada tanggal (yang ditetapkan),” kata Cohen saat diwawancara Israel’s Army Radio, Rabu (19/4/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Dia menekankan, Israel bukanlah musuh Saudi. Menurutnya, musuh Saudi adalah Iran. Cohen mengklaim, Israel pun sama sekali tak terganggu dengan kesepakatan pemulihan hubungan antara Riyadh dan Teheran yang tercapai bulan lalu dengan bantuan mediasi Cina.
Menurut Cohen, pemulihan hubungan Saudi dengan Iran justru bisa menguntungkan Israel. “Justru hal inilah yang dapat mengarah pada tindakan penyeimbangan (Saudi) yang bergerak lebih dekat ke Israel,” ucapnya.
Cohen mengungkapkan, tahun ini terdapat satu negara Arab lagi yang akan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Namun Cohen enggan menyebut siapa negara tersebut.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintahannya menginginkan normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. Menurut Netanyahu normalisasi dengan Riyadh akan menjadi lompatan besar dalam mengakhiri konflik Arab-Israel.
“Kami menginginkan normalisasi dan perdamaian dengan Arab Saudi. Kami melihat itu mungkin sebagai lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel,” kata Netanyahu dalam pertemuannya dengan Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham di Yerusalem, Senin (17/4/2023)
Netanyahu berpendapat, normalisasi diplomatik dengan Saudi dapat memiliki konsekuensi monumental. “Konsekuensi bersejarah, baik bagi Israel, Arab Saudi, kawasan, dan dunia,” ucapnya.
Itu bukan pertama kalinya Netanyahu menyatakan ingin memulihkan hubungan dengan Saudi. Dia sempat mengutarakan hal serupa pada Februari lalu. “Menjalin hubungan yang hangat dengan Arab Saudi akan mengubah hubungan Israel dengan seluruh dunia Arab,” ucapnya 19 Februari lalu dilaporkan Times of Israel.
Menurut Netanyahu, jika Israel bisa menormalisasi hubungan diplomatik dengan Saudi, hal itu akan mengakhiri konflik Israel-Arab. Oleh sebab itu, normalisasi relasi dengan Riyadh bakal meluncurkan perubahan bersejarah dalam posisi Israel di Timur Tengah. “Ini (normalisasi hubungan dengan Saudi) adalah tujuan yang sedang kami kerjakan secara paralel dengan tujuan menghentikan Iran. Keduanya saling terkait,” kata Netanyahu, dikutip Jerusalem Post.
Sejauh ini Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.