REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Mantan perdana menteri Sudan Abdalla Hamdok memperingatkan bahwa konflik yang saat ini tengah berlangsung di negaranya dapat berubah menjadi salah satu perang saudara terburuk di dunia. Menurutnya, sebelum kondisinya terus memburuk, harus ada upaya untuk menghentikan pertempuran.
"Tuhan melarang jika Sudan mencapai titik perang saudara yang tepat... Suriah, Yaman, Libya, akan menjadi permainan kecil. Saya pikir ini akan menjadi mimpi buruk bagi dunia," kata Hamdok dalam percakapan dengan taipan telekomunikasi kelahiran Sudan, Mo Ibrahim, di sebuah acara di Nairobi, Sabtu (29/4/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Hamdok mengungkapkan, pertempuran yang saat ini berlangsung antara kubu militer dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) merupakan perang tak masuk akal. "Tidak ada seorang pun yang akan keluar dari kemenangan ini. Oleh karenanya, ini harus dihentikan," ujarnya.
Hamdok adalah perdana menteri pemerintahan transisi Sudan. Militer kemudian menggulingkannya dan menahannya dalam kudeta. Hamdok sempat dipekerjakan kembali, tapi dia memilih mengundurkan diri pada Januari lalu. Pada 15 April lalu, pertempuran pecah antara militer Sudan dan kelompok RSF.