Jumat 12 May 2023 06:19 WIB

Penembakan di Pabrik Mercedes Jerman Tewaskan Dua Orang, Produksi Dihentikan

Polisi menangkap tersangka, seorang pria berusia 53 tahun, yang menembaki para korban

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Insiden penembakan di sebuah pabrik Mercedes-Benz di Kota Sindelfingen di barat daya Jerman menewaskan dua orang pada Kamis (11/5/2023). Insiden ini meningkatkan tekanan pada Berlin untuk memperketat undang-undang kepemilikan senjata api di negara tersebut.

Polisi menangkap tersangka, seorang pria berusia 53 tahun, yang menembaki para korban sebelum petugas keamanan tiba di lokasi, sekitar 17 km (10,6 mil) barat daya Stuttgart. Petugas kemudian menahannya dan menyerahkannya ke pihak berwenang, kata polisi dan kantor kejaksaan setempat dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

"Para korban, keduanya berusia 44 tahun, meninggal karena luka-luka mereka," dalam pernyataan polisi.

Produksi di salah satu aula pabrik perusahaan di Sindelfingen dihentikan hingga akhir pekan, kata juru bicara Mercedes-Benz. "Jika tidak, operasi di pabrik terus berlanjut sesuai jadwal," kata juru bicara itu tentang Sindelfingen, di mana sedan mewah S-Class andalan perusahaan itu diproduksi.

Pria bersenjata dan kedua korban berasal dari pekerja pabrik, di penyedia layanan eksternal, kata Mercedes, tanpa memberikan perincian lebih lanjut tentang peran mereka.

Insiden ini merupakan yang terbaru dari sejumlah penembakan massal di Jerman dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian besar terkait dengan ekstremisme. Para penyelidik belum menentukan motif penembakan pada hari Kamis itu.

Pemerintah Jerman telah berjanji memperketat undang-undang senjatanya lebih lanjut setelah seorang pria bersenjata menembaki orang-orang yang berkumpul di aula Saksi-Saksi Yehuwa di Hamburg pada bulan Maret lalu, dan menewaskan enam orang.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan setelah serangan itu, pemerintah akan meninjau kembali undang-undang kepemilikan senjata. Partai Sosial Demokrat, partainya dan partai Kanselir Olaf Scholz, telah mendorong pembatasan yang lebih ketat, dan serikat polisi Jerman juga menyerukan tanggapan legislatif yang cepat untuk membatasi jumlah senjata yang tersedia.

"Kami sangat terkejut dan sedih dengan berita tragis ini," kata Mercedes dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa tidak ada lagi bahaya bagi penduduk setempat atau pekerja di pabrik tersebut.

Pabrik Mercedes ini memiliki jumlah tenaga kerja 35 ribu orang, dan sesaat setelah kejadian penembakan, para pekerja dievakuasi, yang terjadi setelah tersangka memasuki lokasi pada pukul 7.45 pagi (0545 GMT), kata polisi dan jaksa penuntut Stuttgart.

Jerman melarang peredaran senjata bermagasin besar tertentu pada 2020 dan melakukan pemeriksaan lima tahunan terhadap pemilik senjata tersebut. Tujuannya, memastikan apakah kepemilikan senjata mereka dibenarkan.

Menurut data pemerintah, ada lebih dari 940 ribu pemilik senjata api pribadi yang terdaftar di Jerman, yang memiliki populasi 84 juta orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement