Jumat 12 May 2023 14:25 WIB

ASEAN Dukung Indonesia Lanjutkan Upaya Atasi Krisis Myanmar

Krisis Myanmar menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ASEAN ke-42

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Meja yang disediakan untuk delegasi Myanmar dibiarkan kosong selama Pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menjelang KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, Selasa, 9 Mei 2023.
Foto: Mast Irham /Pool Via AP
Meja yang disediakan untuk delegasi Myanmar dibiarkan kosong selama Pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menjelang KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, Selasa, 9 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – ASEAN mendukung Indonesia sebagai ketua untuk melanjutkan keterlibatan dengan para pihak yang bertikai di Myanmar. Krisis Myanmar menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ke-42 ASEAN yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 10-11 Mei 2023.

“Kami membahas perkembangan di Myanmar dan menegaskan kembali posisi kami yang bersatu bahwa Five-Point Consensus tetap menjadi acuan utama kami. Kami mendukung keterlibatan ketua yang berkelanjutan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar guna menemukan solusi damai dan tahan lama, yang dimiliki dan dipimpin oleh Myanmar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif guna memfasilitasi dialog nasional yang inklusif,” demikian bunyi Chairman Statement of 42nd ASEAN Summit yang dirilis Kamis (11/5/2023).

Baca Juga

ASEAN mengaku sangat prihatin dengan eskalasi konflik bersenjata dan kekerasan di Myanmar. “Kami mendesak penghentian segera segala bentuk kekerasan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengiriman bantuan kemanusiaan dan dialog nasional yang inklusif,” katanya.

ASEAN menyatakan akan terus memobilisasi sumber daya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar melalui AHA Center (ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance). “Kami memuji pengiriman sebagian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar pada 7 Mei 2023, meskipun situasi keamanan menantang. Kami mengecam keras serangan baru-baru ini terhadap konvoi AHA Center dan ASEAN Monitoring Team di Negara Bagian Shan,” ujarnya.

Pada Ahad (7/5/2023) lalu, rombongan AHA Center dan ASEAN Monitoring Team yang hendak mengirim bantuan kemanusiaan ditembaki di Kota Taunggyi, Negara Bagian Shan, Myanmar. Terdapat diplomat Indonesia dalam rombongan tersebut.

Belum jelas siapa pelaku penyerangan. Namun, Mahn Win Khaing Than, yakni perdana menteri pemerintahan bayangan Myanmar atau dikenal dengan National Unity Government (NUG) menyalahkan militer atas insiden tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengomentari peristiwa penyerangan konvoi AHA Center dan ASEAN Monitoring Team saat memberikan keterangan pers di sela-sela persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. “Kemarin, AHA didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan. Tapi, sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak,” kata Jokowi, Senin (8/5/2023).

Jokowi tak menjelaskan detail tentang peristiwa penyerangan itu. “Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali penghentian kekerasan. Stop using force, stop violence,” ujar Presiden.

Menurut Jokowi, kekerasan di Myanmar harus dihentikan karena hanya membuat rakyat di sana menjadi korban. “Kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. Saya mengajak, marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement