Senin 22 May 2023 16:05 WIB

Rusia: Pengiriman F-16 ke Ukraina akan Sangat tidak Berguna dan Bodoh

Pengiriman pesawat jet F-16 ke Ukraina akan timbulkan pertanyaan mengenai peran NATO

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan pengiriman pesawat jet F-16 ke Ukraina akan menimbulkan pertanyaan mengenai peran Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam konflik di Ukraina.
Foto: AP
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan pengiriman pesawat jet F-16 ke Ukraina akan menimbulkan pertanyaan mengenai peran Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam konflik di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan, pengiriman pesawat jet F-16 ke Ukraina akan menimbulkan pertanyaan mengenai peran Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam konflik di Ukraina. Ia menegaskan pengiriman tersebut tidak akan mengubah tujuan militer Rusia.

Pada Jumat (19/5/2023) pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mendukung program pelatihan pilot-pilot Ukraina untuk menerbangkan menerbangkan pesawat F-16. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memastikan pada Biden pesawat-pesawat itu tidak akan digunakan di wilayah Rusia.

Baca Juga

"Tidak ada infrastruktur untuk operasi F-16 di Ukraina dan jumlah pilot dan personel pemiliharan di sana juga tidak memandai," kata Antonov dalam pernyataan yang dipublikasikan di saluran aplikasi kirim pesan Telegram, Senin (22/5/2023).

"Apa yang akan terjadi bila pilot tempur Amerika lepas landas dari lapangan terbang NATO, dikelola oleh 'sukarelawan' asing?" Kantor berita Rusia, RIA, mengutip Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov yang mengatakan pengiriman pesawat tempur AS ke Ukraina akan "sangat tidak berguna dan bodoh."

"Upaya ini benar-benar tidak berguna dan tidak berarti: kemampuan tempur kami sedemikian rupa sehingga semua tujuan operasi militer khusus kami jelas akan tercapai," kata Ryabkov seperti dikutip RIA.

Antonov juga mengatakan, setiap serangan Ukraina di wilayah Crimea akan dianggap serangan ke Rusia. "Sangat penting Amerika Serikat menyadari sepenuhnya respons Rusia," kata Antonov.

Ukraina mengintensifkan serangan ke target-target Rusia di Semenanjung Crimea yang Moskow aneksasi dari Ukraina pada tahun 2014 lalu. Antonov juga mengulang tuduhan Rusia terhadap Washington. Moskow menuduh AS menundukkan negara-negara Barat untuk kepentingannya sendiri.

"Washington benar-benar menundukan anggota G-7 untuk kebijakannya mengenai konflik di Ukraina," kata Antonov seraya menambahkan AS ingin "kekalahan strategis" bagi Rusia.

Di pertemuan di Jepang pada akhir pekan lalu negara-negara G-7 memberi sinyal dukungan jangka panjang pada Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang menghadiri pertemuan itu juga mengatakan ia yakin Ukraina akan menerima pasokan F-16.

Rusia yang menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu menggambarkan serangan yang mereka sebut "operasi militer khusus" sebagai perlawanan terhadap Barat. Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat menyebut invasi Rusia sebagai perang tanpa provokasi yang bertujuan untuk merebut wilayah negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement