REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen kembali menyinggung tentang potensi normalisasi diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. Menurutnya, normalisasi relasi dengan Riyadh hanya masalah waktu.
“Ini bukan soal jika, tapi kapan. Kami dan Arab Saudi memiliki kepentingan yang sama,” kata Cohen, dikutip laman Middle East Monitor, Senin (22/5/2023).
Menurut Cohen, Israel dan Saudi sama-sama menganggap Iran sebagai musuh nyata. Soal rekonsiliasi yang dicapai Teheran dan Riyadh pada Maret lalu, Cohen memandang kesepakatan itu tak lebih dari “fasad”.
“Arab Saudi akan melakukan apa saja untuk menghentikan (Iran) mendapatkan senjata nuklir. Kesepakatan (rekonsiliasi) itu adalah cara Saudi mengirim pesan kepada Amerika untuk lebih terlibat," kata Cohen.
Bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintahannya menginginkan normalisasi diplomatik dengan Saudi. Menurut Netanyahu normalisasi dengan Riyadh akan menjadi lompatan besar dalam mengakhiri konflik Arab-Israel.
“Kami menginginkan normalisasi dan perdamaian dengan Arab Saudi. Kami melihat itu mungkin sebagai lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel,” kata Netanyahu dalam pertemuannya dengan Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham di Yerusalem, 17 April 2023 lalu.
Netanyahu berpendapat, normalisasi diplomatik dengan Saudi dapat memiliki konsekuensi monumental. “Konsekuensi bersejarah, baik bagi Israel, Arab Saudi, kawasan, dan dunia,” ucapnya.
Itu bukan pertama kalinya Netanyahu menyatakan ingin memulihkan hubungan dengan Saudi. Dia sempat mengutarakan hal serupa pada Februari lalu. “Menjalin hubungan yang hangat dengan Arab Saudi akan mengubah hubungan Israel dengan seluruh dunia Arab,” ucapnya 19 Februari 2023 lalu dilaporkan Times of Israel.
Menurut Netanyahu, jika Israel bisa menormalisasi hubungan diplomatik dengan Saudi, hal itu akan mengakhiri konflik Israel-Arab. Oleh sebab itu, normalisasi relasi dengan Riyadh bakal meluncurkan perubahan bersejarah dalam posisi Israel di Timur Tengah.
“Ini (normalisasi hubungan dengan Saudi) adalah tujuan yang sedang kami kerjakan secara paralel dengan tujuan menghentikan Iran. Keduanya saling terkait,” kata Netanyahu, dikutip Jerusalem Post.
Menurut Netanyahu, jika Israel bisa menormalisasi hubungan diplomatik dengan Saudi, hal itu akan mengakhiri konflik Israel-Arab. Oleh sebab itu, normalisasi relasi dengan Riyadh bakal meluncurkan perubahan bersejarah dalam posisi Israel di Timur Tengah. “Ini (normalisasi hubungan dengan Saudi) adalah tujuan yang sedang kami kerjakan secara paralel dengan tujuan menghentikan Iran. Keduanya saling terkait,” kata Netanyahu, dikutip Jerusalem Post.
Sejauh ini, Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.