Selasa 30 May 2023 12:53 WIB

Mengapa Ketegangan Kosovo-Serbia Terus Berlanjut?

Terjadi bentrokan sengit antara polisi Kosovo dan pasukan penjaga perdamaian NATO

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ketegangan antara Serbia dan Kosovo kembali berkobar akhir pekan ini. Ketegangan tersebut berlangsung setelah polisi Kosovo menggerebek daerah-daerah yang didominasi orang Serbia di wilayah utara, dan menyita gedung-gedung kotamadya setempat.
Foto:

Apakah apa upaya untuk menyelesaikan sengketa?

Ada upaya internasional untuk menemukan titik temu antara Kosovo dan Serbia. Tetapi, sejauh ini belum ada kesepakatan akhir yang komprehensif. Pejabat Uni Eropa telah memediasi negosiasi yang dirancang untuk menormalkan hubungan antara Serbia dan Kosovo. Banyak kesepakatan telah dicapai selama negosiasi, tetapi jarang diimplementasikan di lapangan.  Beberapa daerah telah melihat hasilnya, seperti memperkenalkan kebebasan bergerak di dalam negeri.

Sebuah ide telah dilontarkan untuk perubahan perbatasan dan pertukaran lahan sebagai jalan ke depan. Tetapi, hal ini ditolak oleh banyak negara Uni Eropa karena khawatir dapat menyebabkan reaksi berantai di daerah campuran etnis lainnya di Balkan dan memicu lebih banyak masalah di wilayah yang mengalami perang berdarah pada 1990-an.

Siapa pemain utamanya?

Kosovo maupun Serbia dipimpin oleh para pemimpin nasionalis yang belum menunjukkan kesiapan untuk berkompromi. Di Kosovo, Albin Kurti, seorang mantan pemimpin protes mahasiswa dan tahanan politik di Serbia, memimpin pemerintah dan negosiator utama dalam pembicaraan yang dimediasi Uni Eropa. Dia juga dikenal sebagai pendukung kuat penyatuan Kosovo dengan Albania dan menentang kompromi apa pun dengan Serbia.

Sementara Serbia dipimpin oleh Presiden populis Aleksandar Vucic, yang menjadi menteri informasi selama perang di Kosovo.  Mantan ultranasionalis itu menegaskan, solusi apa pun harus berupa kompromi agar bertahan lama. Dia mengatakan, negara tidak akan tenang kecuali memperoleh sesuatu.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Pejabat internasional berharap dapat mempercepat negosiasi dan mencapai solusi dalam beberapa bulan mendatang. Kosovo dan Serbia harus menormalkan hubungan jika mereka ingin melangkah maju menuju keanggotaan Uni Eropa. Tidak adanya terobosan besar berarti akan terjadi ketidakstabilan yang berkepanjangan, penurunan ekonomi, dan potensi bentrokan yang terus-menerus.

Setiap intervensi militer Serbia di Kosovo berarti bentrokan dengan penjaga perdamaian NATO yang ditempatkan di wilayah itu. Beograd mengendalikan Serbia di Kosovo. Sementara Kosovo tidak dapat menjadi anggota PBB dan negara fungsional tanpa menyelesaikan perselisihan dengan Serbia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement