REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin (12/6/2023), telah menandatangani kontrak dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechnya.
Pemimpin pasukan khusus Chechnya, Ramzan Kadyrov dikenal berusaha menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia, yang dengan sukarela dan efektif menjalankan tugas tempur. Padahal, mereka merupakan tentara bayaran dari berbagai daerah, baik yang direkrut secara paksa sebagai hukuman atas berbagai pelanggaran, atau diiming-imingi uang.
Menurut salah satu sumber The Insider, tentara resimen Kadyrov telah dijanjikan bayaran sebesar 600.000 rubel atau sekitar Rp 100 juta untuk partisipasi dalam operasi militer. Bayaran itu berasal dari Kementerian Pertahanan sebesar 300.000 (Rp50 juta) dan 300.000 (Rp50 juta) lainnya dari Ramzan Kadyrov.
Angsuran pertama diberikan kepada para sukarelawan dalam bentuk tunai sebelum keberangkatan mereka, sehingga beberapa pria melakukan perjalanan ke zona pertempuran dengan membawa uang tersebut. Uang ini juga digunakan untuk membeli peralatan tambahan.
Menurut salah satu sumber, uang tersebut berasal langsung dari Yayasan Akhmat Kadyrov. Menurut sumber lain yang dekat dengan dinas khusus, uang yayasan berasal dari pengusaha dan iuran wajib dari pegawai negeri.
Semua sumber mengkonfirmasi bahwa sukarelawan dikirim ke perang tanpa pengalaman militer, mereka bahkan tidak diharuskan untuk bertugas di ketentaraan. Pelatihan memakan waktu seminggu, selama waktu itu para rekrutan diberi tahu secara umum cara menembakkan senapan otomatis dan memuat magasin. Mereka hanya diberi seragam, sementara peralatan pelindung diberikan di lapangan.
Sumber mengatakan, beberapa pejuang mengenakan baju besi yang diambil dari tentara musuh yang mati. Hal ini dikonfirmasi oleh pengamatan pejuang batalion Akhmat yang berfoto dengan perlengkapan jarahan.
Rata-rata, setiap unit terdiri dari 200 orang. Setelah pelatihan, pasukan Kadyrovites diterbangkan ke Rostov-on-Don. Kemudian mereka dibawa dengan bus ke zona pertempuran di Donbass, dan dikirim ke garis depan.
Setiap orang yang meninggalkan batalion dihukum dengan dibunuh. Untuk setiap orang Ukraina yang terbunuh atau ditawan, para pejuang Kadyrovites seharusnya menerima bonus, tetapi kenyataannya, menurut sumber, tidak ada yang menerima uang itu. Hal yang sama berlaku untuk pembayaran terhadap tentara yang terluka akibat perang.
Mereka yang mengalami luka-luka dijanjikan akan diberikan kompensasi sebesar 3 juta rubel. Tetapi kompensasi itu tak kunjungi cair. Mereka yang terluka hanya dibalut perban dan dikirim kembali ke garda depan. Jika menolak, mereka diancam dengan hukuman.
Secara keseluruhan, menurut berbagai perkiraan, ada 18.000-20.000 tentara Kadyrov, tetapi hanya sebagian kecil dari mereka yang pergi ke Ukraina. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, 2.500 tentara bayaran yang direkrut dari Chechnya dikirim ke Ukraina antara Maret dan akhir Mei.
Sementara itu, menurut The Insider, awalnya hanya warga negara Chechnya yang direkrut, kemudian penduduk dari semua wilayah Rusia diterima, dari Moskow hingga Kalmykia.