Ahad 25 Jun 2023 22:32 WIB

Harga Obat Mahal, Warga Irak Beralih ke Herbal 

Ongkos berobat berat ditanggung oleh warga Irak.

Obat-obatan herbal
Foto:

Kondisi tersebut disebabkan sejumlah faktor seperti konflik internal, sanksi internasional, invasi yang dipimpin AS pada 2003 yang menjatuhkan pemerintahan Presiden Saddam Husein, juga merajalelanya korupsi di negara tersebut. 

Sebenarnya layanan medis publik di Irak gratis. Namun, kurangnya obat-obatan, peralatan kesehatan, dan tenaga kesehatan membuat warga mau tak mau melirik layanan kesehatan swasta yang tentu lebih mahal harganya. 

Mahalnya harga pengobatan membuat mereka akhirnya menjatuhkan pilihan ke pengobatan herbal. Haedar Sabah menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pusat obat herbal bermunculan di ibu kota, Baghdad. 

Saat ini sudah ada 460 unit yang memiliki izin menjual obat herbal, meningkat dari 350 pada 2020. ‘’Saya mewarisi pekerjaan ini,’’ ujar Mohammed Sobhi, yang mengikuti jejak kakak laki-lakinya dan sudah terjun di bisnis ini sejak 1980-an.

Ia menambahkan, mereka yang tak dapat menanggung biaya obat dari dokter, pada akhirnya menggunakan obat-obatan herbal. Meski demikian, seorang dokter, Ali Naser mengingatkan potensi risiko mengonsumsi obat herbal. 

Menurut dia, mengganti resep dokter dengan produk herbal bisa membahayakan dan melukai pasien jika tak aturan yang memadai mengenai konsumsi obat herbal ini. Ia mengisahkan kejadian yang pernah menimpa pasiennya. 

Naser menuturkan, si pasien mengganti resepnya dengan pengobatan herbal. Para dokter menyebut pasien ini menderita diabetic ketoacidosis yang membuatnya di bawa ke ruangan ICU. Ini semua, akibat kegagalan pemerintah menyediakan sistem kesehatan memadai. 

Haedar Sabah mengakui, tim inspeksi pernah menutup 10 unit penjual obat herbal karena pelanggaran serius pada 2019. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement