Jumat 07 Jul 2023 20:26 WIB

Ukraina: Bom Kluster akan Semakin Menurunkan Moral Pasukan Rusia

Bom kluster elemen penting dalam serangan balik terhadap Rusia.

 Pemandangan kota Bakhmut, tempat pertempuran terberat dengan pasukan Rusia, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu (15/3/2023).
Foto:

AS terakhir kali menggunakan bom kluster saat perang di Irak, pada 2003. Mereka memutuskan tak menggunakan kembali saat konflik berubah medannya, yaitu ke lingkungan urban yang padat dihuni oleh warga sipil.

Tiga pejabat AS mengungkapkan, paket bantuan senjata termasuk bom kluster yang ditembakkan dari meriam Howitzer 155 milimeter untuk Ukraina, kemungkinan diumumkan pada Jumat (7/7/2023) waktu setempat. 

Menurut Times, yang mengutip sumber yang tahu banyak isu ini, sejumlah pembantu Presiden Joe Biden termasuk Menlu Antony Blinken, merekomendasikan agar AS mengirimkan senjata ke Ukraina dalam pertemuan pejabat keamanan nasional pekan lalu.

Human Rights Watch (HRW) mengkritik Ukraina dan Rusia atas penggunaan bom kluster dalam konflik di antara mereka. Rusia dinilai secara luas menggunakan bom kluster yang menyebabkan kematian banyak warga sipil juga luka serius. 

Sedangkan Ukraina, menggunakan senjata kluster ini dalam serangan yang menargetkan Izyum, kota yang diduduki Rusia, pada 2022. Serangan ini menyebabkan delapan warga sipil tewas dan menyebabkan 15 orang lainnya terluka. 

Namun, Ukraina menyanggah, tak pernah menggunakan bom kluster untuk menyerang kota tersebut atau wilayah di sekitarnya. ‘’Bom kluster digunakan Rusia dan Ukraina menewaskan warga sipil,’’ kata pejabat direktur senjata HRW, Mary Wareham. 

Kedua belah pihak, kata dia, mestinya segera menyetop penggunaan bom kluster dan tak berupaya menggunakan senjata lain yang bisa menyasar sembarang orang. Namun, hal ini diabaikan oleh pimpinan di pemerintahan Ukraina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement